Suara.com - Jepang memiliki kultur pekerja yang sangat unik. Bukan cuma soal budaya gila kerja alias karoshi, ada juga budaya soal golongan darah yang menentukan kepribadian dan bisa berpengaruh terhadap karier, yang disebut ketsueki-gata.
Antropolog Robert Sepehr dalam videonya di Youtube, menjelaskan jika golongan darah memegang peranan penting dalam kesuksesan karier orang Jepang. Hal ini karena orang Jepang percaya golongan darah berpengaruh terhadap kepribadian, yang bisa berdampak pada performa kerja.
Sekitar 30 persen orang Jepang memiliki golongan darah O, 40 persen golongan darah A, 20 persen golongan darah B, dan 10 persen golongan darah AB. Sepehr percaya pengelompokan kelompok dan unit kerja berdasarkan golongan darah terjadi Jepang. Contohnya, orang dengan golongan darah B yang dikenal santai, akan memiliki masalah jika satu kelompok dengan golongan darah A yang perfeksionis.
Di sisi lain, orang dengan golongan darah AB kemungkinan paling sulit mendapatkan promosi. Golongan darah AB dikenal sulit diandalkan, terlalu ramah dan tidak tegas, dan lebih rentan untuk meninggalkan pekerjaan serta tanggung jawab mereka.
Baca Juga: 3 Drama Marika Matsumoto yang Tayang 2024, Ada Otto no Katei wo Kowasu Made
Untuk lebih jelasnya, berikut ini karakteristik kepribadian berdasarkan golongan darah alias ketsueki-gata di Jepang:
Golongan Darah O: Si Ramah dan Energik
O adalah golongan darah paling umum. Orang dengan golongan darah ini dikenal periang, mudah bergaul, dan penuh semangat. Mereka fleksibel dan mudah memulai sesuatu, tapi perlu motivasi ekstra untuk menyelesaikannya. O blak-blakan dan suka menjadi pusat perhatian. Di Jepang, O bahkan dianggap sebagai golongan darah terbaik dan paling mudah mendapatkan promosi karier.
Glolongan Darah A: Si Tenang dan Penurut
A memiliki kekuatan batin saat krisis. Mereka menghindari konflik dan kurang nyaman di keramaian. A pemalu, cinta damai, dan sopan, tapi sulit akrab dengan orang baru. Mereka bertanggung jawab, lebih suka bekerja mandiri, dan perfeksionis. A kreatif, artistik, namun mudah stres dan berhati-hati.
Baca Juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini 7 Perbedaan Godzilla Versi Toho dan Legendary
Golongan Darah B: Si Praktis dan Mandiri
B adalah spesialis ulung. Mereka teliti, fokus pada tujuan, dan pantang menyerah. B kurang kooperatif karena suka mengikuti aturan dan idenya sendiri. B lebih logis daripada emosional, sehingga terkesan dingin dan serius. B santai, bebas, dan tidak suka diatur.
Golongan Darah AB: Si Unik dan Misterius
AB perpaduan A dan B, sehingga kepribadiannya pun unik. AB bisa pemalu atau ramah, dan mudah beralih di antara keduanya. AB dapat dipercaya dan bertanggung jawab, tapi kewalahan jika banyak permintaan. AB suka menolong, tapi dengan caranya sendiri. AB tertarik pada hal-hal metafisik, tapi di Jepang, AB dikenal paling tidak terprediksi dan sulit diandalkan.
Awal Mula Golongan Darah Pengaruhi Karier di Jepang
Sejarah Jepang dengan pengelompokan kepribadian berdasarkan golongan darah berawal pada tahun 1930. Seorang profesor Jepang bernama Tokeji Furukawa menerbitkan sebuah laporan di Journal of Social Psychology yang berjudul "A Study of Temperament and Blood-Groups." Dalam laporan tersebut, Furukawa mengusulkan bahwa ada hubungan antara kepribadian dan golongan darah, yang bisa menjadi dasar untuk studi objektif tentang temperamen.
Melansir laman Very Well Mind, Furukawa membandingkan upayanya dengan klasifikasi temperamen oleh dokter Yunani kuno, Hippokrates, yang mengkategorikan kepribadian berdasarkan empat cairan tubuh atau humorisme: sanguine, phlegmatic, choleric, dan melancholic.
Furukawa menggabungkan pendekatan ini dengan klasifikasi modern yang membagi temperamen menjadi dua kelompok: fisiologis dan psikologis. Dengan cara ini, ia mencoba menggunakan fisiologi (golongan darah) untuk menjelaskan psikis (kepribadian).
Menurut Furukawa, setiap golongan darah—A, B, O, dan AB memiliki efek unik pada kepribadian seseorang. Secara medis, golongan darah dibedakan oleh antigen, molekul di permukaan sel darah merah yang memicu sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi. Namun, Furukawa tertarik lebih jauh dari aspek medis ini. Ia menyertakan bagan dan diagram untuk menunjukkan bahwa golongan darah dapat dikaitkan dengan temperamen. Meski begitu, penelitian Furukawa dikritik karena terlalu bergantung pada kuesioner tanpa bukti empiris yang kuat.
Walaupun klaim Furukawa mulai dipertanyakan oleh peneliti lain hanya enam tahun setelah publikasinya, konsep ketsueki-gata tidak hilang begitu saja. Pada tahun 1970-an, buku-buku tentang kepribadian berdasarkan golongan darah mulai bermunculan, menarik perhatian kembali pada subjek ini. Dari tahun 1984 hingga 1985, lebih dari 200 publikasi membahas kepribadian golongan darah, menjadikan konsep ini populer di negara-negara seperti Jepang, Korea, dan Taiwan, serta menarik minat yang lebih rendah di luar Asia.
Studi tentang ketsueki-gata terus berlanjut hingga abad ke-21 di berbagai negara termasuk Australia, Taiwan, dan Amerika Serikat. Hingga kini, belum ada studi ilmiah yang ketat dengan data kuantitatif yang berhasil membuktikan hubungan antara golongan darah dan kepribadian. Namun, kepercayaan terhadap ketsueki-gata tetap ada bahkan di Amerika Serikat, beberapa penulis berpendapat bahwa golongan darah seseorang seharusnya mempengaruhi faktor gaya hidup seperti pola makan.