Peserta Clash of Champions Ngaku Jago Cryptarithm Sejak SD, Apa Sih Itu?

Selasa, 09 Juli 2024 | 08:29 WIB
Peserta Clash of Champions Ngaku Jago Cryptarithm Sejak SD, Apa Sih Itu?
Poster game show Clash of Champions (ruangguru)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini nama cryptarithm menjadi perbincangan warganet usai dimunculkan dalam acara Clash of Champions yang diselenggarakan oleh Ruangguru. Hal ini karena cryptarithm menjadi salah satu tes yang muncul dalam babak duel dalam episode 4 yang tayang pada Minggu (7/7/2024).

Namun, hal yang membuat warganet terkejut yakni, salah satu peserta dari National University of Singapore (NUS), Sandy dan Axel mengaku sudah familiar dengan cryptarithm sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).

"Kami memilih game Cryptarithm war. Karena Kita udah familiar dengan cryptarithm sejak sekolah dasar. Jadi harusnya tidak masalah untuk kami,” ucap Sandy.

“Aku udah familiar dari SD jadi saat aku lihat soalnya di row pertama aku udah yakin bisa ngerjain cepet gitu,” ujar Axel.

Baca Juga: Inspiratif, Sandy Peserta CoC Dapat Beasiswa Sejak 6 SD hingga Kuliah

Namun, ucapan keduanya itu justru membuat warganet bingung. Pasalnya, beberapa warganet baru mendengar istilah tersebut.

“Dia tau dari SD lah kita aja baru denger namanya,” komentar salah seorang warganet.

“Buset bacanya aja bingung, lah dia dari SD udah hatam kayaknya,” sahut warganet lainnya.

Dilansir dari laman Future Learn, cryptarithm adalah masalah matematika terenkripsi, di mana angka-angka dalam ekspresi matematika tertentu diwakili oleh huruf atau simbol lainnya. Untuk jenis penyelesaian satu ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1864, tetapi diyakini bahwa mereka ditemukan jauh lebih awal, di Tiongkok Kuno.

Terdapat dua jenis utama cryptarithms: masalah Hindu dan Alfametika .Dalam soal-soal Hindu, setiap digit dalam ekspresi matematika disembunyikan dengan simbol yang sama , biasanya tanda bintang. Untuk Alfametika adalah teka-teki yang setiap angkanya diganti dengan simbol yang berbeda , biasanya berupa huruf.

Baca Juga: Sudah Mengajar Olimpiade Matematika Sejak SMP, Ini Cerita Sandy CoC

Dalam banyak kasus, hasil dari soal penjumlahan adalah satu digit lebih panjang (dalam panjang digit) daripada penjumlahan – bilangan yang dijumlahkan. Jika hanya ada dua penjumlahan, berarti angka tambahannya adalah angka 1.

Contohnya: ME+ME=BEE

Huruf B harus melambangkan angka 1, karena jika dijumlahkan dua angka yang masing-masing berjumlah 2 angka tidak mungkin diperoleh angka yang lebih besar dari 198. Hal ini terjadi jika kedua penjumlahannya adalah 99.

Karena M dan E adalah dua angka yang berbeda, maka keduanya pasti genap lebih kecil dari 99. Oleh karena itu, penyelesaian alfabet ini adalah: B=1, E=0, M=5: 50+50=100.

Itu dia sekilas mengenai cryptarithm. Sekilas dilihat penyelesaian satu ini memang sulit. Namun, jika sudah familiar dan berlatih, penyelesaian satu ini cukup mudah. Sementara, untuk cryptarithm sendiri biasanya muncul pada soal-soal Olimpiade Sains Nasional (OSN) Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI