Makna Tersembunyi Kimono, Pakaian yang Dipakai Kaesang Saat Sambangi Markas PKS

Galih Prasetyo Suara.Com
Senin, 08 Juli 2024 | 23:10 WIB
Makna Tersembunyi Kimono, Pakaian yang Dipakai Kaesang Saat Sambangi Markas PKS
Ketua PSI Kaesang Pangarep (tengah) memberikan pernyataan pers saat kunjungan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (8/7/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep hari ini, Senin (8/7/2024), menyambangi Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta. Putra Jokowi itu tampak kenakan pakaian sejenis Kimono dengan motif batik.

Kaesang tiba di DPP PKS Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Senin sore. Terlihat Kaesang memakai pakaian kimono berwarna abu-abu dengan motif batik.

Di pertemuan itu, Kaesang menyatakan membuka peluang koalisi partainya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 setelah bersilaturahmi dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu di Kantor DPP PKS, Jakarta, Senin.

"Semoga ada kolaborasi-kolaborasi yang tentunya nanti akan terjadi di Pilkada," kata Kaesang saat konferensi pers.

Baca Juga: Diusulkan PSI Jadi Calon Gubernur DKI Bareng Kaesang, Deddy Corbuzier: Saya Nyetir di Jakarta Masih Nyasar

Sejauh ini, menurutnya, kolaborasi antara PSI dan PKS sudah terjadi pada Pilkada Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Di daerah tersebut, ada calon bupati yang diusung PKS dan wakilnya berasal dari PSI.

Selain itu, kolaborasi sedang dijajaki antara PSI dan PKS di Pilkada Kota Bekasi.

Dia pun berharap kolaborasi tersebut tidak hanya berhenti di dua daerah itu, melainkan juga di daerah-daerah lainnya. Menurutnya kolaborasi berkelanjutan perlu dilakukan demi kebaikan bangsa.

Ternyata ada makna dari pakaian kimono, yang dipakai Kaesang saat temui petinggi PKS. Kimono dikutip dari sejumlah literasi sejarah mulai muncul di Jepang pada masa Heian sekitar tahun 974.

Sebelum tahun itu, masyarakat Jepang kebanyakan memakai pakaian yang terpisah antara atasan dan bawahan. Kimono sendiri kemudian jadi budaya yang tak terpisahkan dari orang Jepang dan digunakan dari berbagai kalangan.

Baca Juga: Usai Bertemu Gerindra, Kaesang Jalin Komunikasi Politik dengan PKS

Dalam sejarah Jepang, Kimono sebenarnya bagian dari Wafuku yang secara harfiah berarti pakaian tradisional Jepang.

Istilah Wafuku mulai digunakan pada periode Meiji untuk membedakan pakaian tradisional Jepang dan pakaian bergaya Barat yang disebut Youfuku.

Pada periode Meiji, Kimono digunakan untuk menyebut pakaian tradisional Jepang, namun pengertian Kimono menjadi lebih sempit dan khusus menjadi Jubah yang berbentuk seperti huruf ‘T’ menyerupai mantel berlengan panjang dan berkerah.

Panjang Kimono dibuat hingga menyentuh ke pergelangan kaki. Adapun beberapa jenis Wafuku selain Kimono antara lain; Hakama, Haori, Inverness/Tonbi, Happi, Jinbei, Samue, Hanten, Kappogi, Sokutai, Juunihitoe, Suikan, Tanzen, dan lain sebagainya.

Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode.

Ciri khas furisode bisa terlihat dari lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai.

Sementara untuk kaum Adam, kimono dipakai pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan mengenakan kimono.

Kimono untuk laki-laki dibuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua, dan hitam.

Sebutan lain untuk kimono adalah gofuku. Istilah gofuku mulanya dipakai untuk menyebut pakaian orang negara Go yang tiba di Jepang dari daratan Cina.

Bagi masyarakat Jepang kimono memiliki arti penting bagi kehidupan mereka yaitu pakaian yang dipakai sebagai tahap peralihan kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI