Stigma dan Fakta di Balik Pisau Vasektomi, Jadi Solusi Atau Malah Bikin Keki Para Lelaki?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 11:37 WIB
Stigma dan Fakta di Balik Pisau Vasektomi, Jadi Solusi Atau Malah Bikin Keki Para Lelaki?
Ilustrasi vasektomi. (Pixabay/derneumann)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - “Nanti jadi lemes di ranjang”, atau “takut istri jadi enggak puas nanti”,  ucapan-ucapan itu melekat di pikiran RP (25) saat mendengar kata vasektomi. Stigma itu membuat RP merasa vasektomi akan membasmi semua kemampuan dan vitalitasnya sebagai seorang laki-laki.

Ya, tindakan vasektomi memang masih diliputi banyak stigma yang beredar di masyarakat. Padahal kenyataannya, vasektomi hanyalah satu dari sekian banyak pilihan kontrasepsi bagi pasangan yang sudah menikah.

Keraguan tak hanya dirasakan RP, sosok BA (30) bahkan menolak keras untuk melakukan vasektomi. Ia lebih memilih bermain aman dengan menggunakan kontrasepsi lain, yakni kondom.

“Katanya mah aman, cuma takut saya nanti lemes, malah jadi masalah sama istri. Jadi ya yang aman aja lah, kalo katanya istri KB bahaya, paling ganti pake kondom sih biar sama-sama aman,” kata BA.

Baca Juga: Dokter Tegas Bantah Vasektomi Bikin Tak Bisa Berdiri: Ejakulasi Tetap Lancar Kok!

Dari kisah RP dan BA, bisa dimaklumi kalau angka vasektomi di Indonesia masih terbilang kecil. Berdasarkan survei kecil-kecilan yang dilakukan Suara.com secara acak, dari 10 pria, hanya 1 orang yang benar-benar setuju untuk melakukan vasektomi.  Sementara, 7 di antaranya masih masih ragu untuk melakukan vasektomi, dan 2 orang lainnya mengaku belum siap untuk melakukan vasektomi.

Fakta Vasektomi

Spesialis Urologi dr. Regi Septian, Sp.U menjelaskan vasektomi sendiri hanya prosedur dengan memotong saluran sperma sehingga tidak lagi membuahi sel telur. Dan faktanya, tindakan ini sama sekali tidak memengaruhi kemampuan seksual laki-laki, karena ia masih tetap memiliki gairah seksual dan ejakulasi seperti biasanya.

"Untuk hubungannya dengan gairah, otomatis tidak terganggu sebenarnya, karena itu terpengaruh oleh hormon testosteron. Hormon testosteron ini tidak terganggu dengan pemotongan saluran sperma tadi," jelas dr. Regi.

Ilustrasi vasektomi. [Shutterstock]
Ilustrasi vasektomi. [Shutterstock]

Psikolog Anak dan Keluarga Dra. Mira Amir ikut bersuara soal banyaknya keengganan laki-laki melakukan vasektomi. Selain karena masalah reproduksi adalah hal yang sensitif bagi mereka, juga adanya pandangan bahwa urusan reproduksi sepenuhnya dibebankan kepada perempuan.

Baca Juga: Manfaat Ganas Vasektomi Buat Pasutri, Bikin Makin Sering Berhubungan Seks!

"Urusan dengan dokter, apalagi yang berkaitan dengan reproduksi, itu sensitif untuk pria. Jadi tanpa dibekali pengetahuan memadai apa itu vasektomi, edukasi yang memadai, saya gak heran kalau para pria akhirnya terjebak dengan konsep yang keliru," kata Mira.

"Jangankan itu, kalau perempuan mau KB itu banyak saya dapati dia pergi sendiri. Jadi kalau berurusan dengan reproduksi, bahkan masih banyak pria belum sadar kalau ini bukan suatu hal yang dilakukan hanya oleh istri saja,” imbuhnya.

Manfaat Vasektomi

Tujuan utama vasektomi adalah kontrasepsi bagi pasangan yang sudah tak ingin menambah anak. Tapi bagi Siswanto, vasektomi memberinya manfaat lain, yaitu menjaga kesehatan sang istri, Wiyanti. Hal ini karena setiap kali melahirkan, istrinya itu selalu saja mengalami perdarahan berat.

Bagi Siswanto, prosedur vasektomi yang dilakukannya menjadi solusi agar istrinya tidak akan hamil dan melahirkan lagi, yang bisa membahayakan kesehatannya. Belum lagi, vasektomi membantunya dalam segi ekonomi sehingga menjamin kelangsungan hidup anak menjadi lebih baik.

Ilustrasi hubungan seksual. (Shutterstock)

“Pertimbangannya enggak banyak, karena pertama istri kalau melahirkan perdarahan terus. Kurang sehat gitu. Di zaman itu, faktor ekonomi pertimbangan juga kelangsungan hidup anak-anak ke depan. Saya punya anak dua, waktu itu yang pertama, pas melahirkan sampai pingsan kan bahaya,” ungkap Siswanto.

Melakukan vasektomi juga tidak membuatnya menjadi lemah di ranjang seperti stigma yang beredar di masyarakat. Justru, kehidupan seksual Siswanto menjadi lebih baik setelah divasektomi.

“Justru yang saya alami jadi dua kali lipat, jadi enggak akan buat impoten. Tidak akan menurunkan gairah seks atau libido, itu tetap sama gitu. Cuma gairahnya malah menambah,” ujar Siswanto.

Bukan hanya dampak kesehatan, vasektomi juga memberikan dampak positif bagi psikis para istri. Menurut Psikolog Mira, vasektomi akan membuat istri menjadi lebih sejahtera karena kesehatannya terjamin, sekaligus tidak ada lagi ketakutan bakal hamil gara-gara kebobolan. Bahkan, frekuensi hubungan intim juga meningkat sehingga memberikan dampak romantis bagi pasangan.

Promosi Vasektomi di Indonesia

Untuk vasektomi di Indonesia sendiri, berdasarkan keterangan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K)., angka yang dicapai masih kecil yakni 2,5 persen.

Namun, ada beberapa provinsi yang memiliki angka vasektomi tinggi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Tingginya angka vasektomi di beberapa provinsi ini karena adanya testimoni dari pasien yang sudah jalani prosedur tersebut.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (Dok. BKKBN)
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (Dok. BKKBN)

Oleh sebab itu, para pasien yang sudah menjalani vasektomi diangkat menjadi semacam duta untuk kemudian menjadi alat promosi. Mereka biasanya kerap diminta untuk menceritakan pengalamannya, sekaligus memberi edukasi terkait stigma buruk seputar vasektomi.

“Ini yang promosi ini kita minta bantuan untuk testimoni kepada laki-laki yang belum (vasektomi). Jadi bantu edukasi kalau vasektomi ini bagus dan berdampak baik, tidak seperti yang ada pada stigma di masyarakat,” katanya.

Dalam meningkatkan angka vasektomi sendiri, BKKBN membuat program vasektomi gratis kepada para laki-laki yang melakukan prosedur kontrasepsi tersebut. Nantinya, para pasien yang menjalankan prosedur juga akan diberikan uang.

“Saat ini vasektomi kita gratiskan dan kita kasih uang untuk istirahat Rp300 ribu, BKKBN punya program itu. Itu biar menarik perhatian, itu bagian dari promosi, itu seluruh Indonesia,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI