Kronologi Festival Kuliner Non-Halal di Solo Diprotes Ormas, Kini Kembali Dibuka

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 05 Juli 2024 | 10:42 WIB
Kronologi Festival Kuliner Non-Halal di Solo Diprotes Ormas, Kini Kembali Dibuka
Festival kuliner nonhalal di Mal Solo Paragon Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (4/7/2024). [ANTARA/Aris Wasita]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Festival Kuliner non-halal yang diselenggarakan di sebuah mal di Kota Solo, Jawa Tengah, belakangan ini mencuri perhatian publik.

Hal itu lantaran festival tersebut sempat ditolak oleh sejumlah ormas keagamaan, karena dinilai tak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Alhasil, karena ada penolakan, penyelenggara menghentikan festival itu. Namun kini festival makanan itu kembali digelar dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.

Seperti apakah kronologi penolakan festival makanan non-halal dari penolakan hingga dibuka kembali? Simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga: Yuk! Nikmati Ragam Kelezatan Kuliner di Pergikuliner Festival Kekinian Blok M

Festival Kuliner non-halal ditolak

Acara yang bertajuk Festival Kuliner Non-Halal terpaksa batal digelar setelah mendapat penolakan dari salah satu ormas di Kota Solo, yakni Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS).

Acara tersebut sedianya akan digelar pada 3-7 Juli 2024 di Solo Paragon Mal. Keberatan DSKS diajukan secara tertulis kepada Pemkot dan Polresta Surakarta.

DSKS mengklaim, festival kuliner tersebut telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, sebab diadakan di ranah publik.

"Warga masyarakat resah karena terlalu vulgar," kata Humas DSKS, Endro Sudarsono pada awak media, usai menyerahkan surat di kantor Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokompim) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Solo, Rabu (3/7/2024).

Baca Juga: Dukung UKM Berinovasi Gunakan Bahan Pertanian Lokal, Festival Kuliner Ini Digelar di Tiga Kota

Endro lalu membandingkan festival serupa yang digelar di daerah lain. Menurut dia, karena menyajikan makanan non-halal, festival tersebut di daerah lain, tak secara terbuka mempublikasikan kegiatannya.

Viral di media sosial

Batalnya Festival Makanan Non-Halal di Kota Solo, Jawa Tengah ternyata mendapatkan banyak atensi dari warganet.

Dengan cepat, kabar tentang penolakan acara tersebut tersebar di sejumlah akun media sosial, salah satunya di akun Instagram @permadiaktivis2.

Pada Kamis (4/7/2024) lalu, akun tersebut mengunggah sejumlah tangkapan layar percakapan dalam aplikasi chatting dari orang-orang yang mengaku peserta festival kuliner itu, salah satunya bernama Ahaw.

Dalam chat itu, Ahaw mengaku mengalami kerugian yang tak sedikit karena festival kuliner itu dibatalkan.

Kerugian kami sangat tdk terhitung, biaya ongkos angkut barang2, biaya bahan baku, sewa karyawan dan sewa alat2… Hidup kami tergantung dari event..,” demikian tulis Ahaw.

Unggahan itu lantas mendapatkan tanggapan yang tak sedikit dari warganet. Beberapa diantara mereka bahkan sampai meminta Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming untuk turun tangan.

@gibran_rakabuming kalau sampai berani melawan intoleran2 ini kita all ini support pemerintahannya yang akan datang habis habisan,” tulis salah satu warganet.

Pemkot Solo merespons

Viralnya pembatalan Festival Kuliner Non-Halal tersebut lantas mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Solo, utamanya Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengaku dirinya mendapatkan instruksi dari Gibran untuk membuka kembali festival kuliner itu dan memantau penyelenggaraannya.

"Surat Pak Wali (Gibran) disposisi (instruksi) baru hari ini. Terus untuk saya suruh memantau, maka saya akan koordinasi dengan Pak Kapolres, Pak Dandim, FKUB, MUI, Terus Dewan Masjid Indonesia Satu lagi Kemenag, malam ini di rumah dinas saya untuk memantau itu," kata Teguh ditemui awak media di Balai Kota Solo, Kamis (4/7/2024).

Festival Kuliner Non-Halal kembali dibuka

Alhasil, festival tersebut bisa kembali diselenggarakan di Mal Solo Paragon, Surakarta, pada Kamis (4/7/2024).

Chief Marketing Communication Solo Paragon Mal, Veronica Luhji mengatakan, meski dibuka kembali, lokasi acara tersebut kini ditutupi oleh kain hitam.

Namun ia tetap optimis, acara tersebut bisa mendatangkan banyak pengunjung, tak hanya dari Kota Solo, tapi juga kota lainnya, seperti Jakarta, Surabaya dan Madiun.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI