Suara.com - Puasa Muharram merupakan puasa yang dilaksanakan di bulan Muharram. Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah. Agar pelaksanaan puasa Muharram sah dan sempurna, diperlukan baca niat puasa 1 Muharram dengan sikap yang benar.
Nabi Muhammad saw mengatakan melaksanakan puasa Muharram lebih utama daripada melaksanakan puasa bulan Sya'ban. Nabi Muhammad saw sendiri sering berpuasa Sya'ban tetapi ia menyatakan puasa Muharram merupakan amalan paling utama setelah puasa Ramadhan. Nabi bersabda,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Baca Juga: Bagaimana Hukum Puasa saat di Arab sudah Merayakan Hari Raya Idul Adha?
Kapan Puasa 1 Muharram dan Lama Waktu Puasa Muharram
Puasa 1 Muharram tahun 2024 tiba pada tanggal 8 Juli 2024. Sehingga bagi yang akan melaksanakan puasa tanggal 1 Muharram, dapat melaksanakannya di hari Senin minggu depan di bulan Juli 2024 ini.
Sementara mengenai lama waktu puasa Muharram dapat dihitung dari tanggal-tanggal penting bulan Muharram. Terdapat beberapa tanggal penting sebagai puasa sunnah Muharram, yakni puasa Tasu'a yang dilaksanakan tanggal 9 Muharram, lalu Puasa Asyura tanggal 10 Muharram, dan puasa Ayyamul Bidh tanggal 11 Muharram. Dengan demikian ditambah puasa 1 Muharram, total ada empat hari puasa sunnah di bulan Muharram.
Hukum Puasa 1 Muharram
Tidak ada dalil dan dasar hukum melaksanakan puasa 1 Muharram, meskipun begitu umat Islam diperbolehkan melaksanakan puasa 1 Muharram. Disebutkan dalam berbagai hadist, bahwa Nabi Muhammad saw mengatakan puasa paling utama setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, tanggal 10 bulan tersebut.
Hal ini berhubungan dengan sejarah Islam, di mana Allah Swt pada tanggal 10 Muharram menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari Bani Israil. Selain itu, Rasul menetapkan tanggal 10 Muharram sebagai waktu yang tepat berpuasa untuk menghapuskan tradisi masyarakat jahiliyah. Rasul bersabda:
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya termasuk empat bulan yang dihormati: Tiga bulan berturut-turut;Dzul Qoidah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar yang terdapat antara bulan Jumadal Tsaniah dan Sya’ban. (HR Imam Muslim)
Baca Juga: Niat Puasa 3 Hari Sebelum Idul Adha 2024, Bacalah Doanya Malam Ini!
Kemudian mengenai penetapan puasa tanggal 10 Muharram diriwayatkan dalam hadist Bukhari sebagai berikut:
Dari Ibnu Abbas ra, bahwa nabi saw. ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram). Mereka berkata, “ Ini adalah hari yang agungyaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musaas berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah. Rasul saw. berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa as. dari mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya)untuk berpuasa” (HR Bukhari).
Bacaan Niat Puasa 1 Muharram
Bacaan niat puasa 1 Muharram adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ.
Artinya: Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'âlâ.
Sebagai pelengkap, berikut niat puasa Tasua dan Puasa Asyura untuk melengkapi puasa Muharram.
Bunyi niat puasa Tasua adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu sauma tasu'a sunnatal lillahita'ala
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tasu'a, sunnah karena Allah ta'ala."
Bunyi niat puasa Asyura adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati 'Asyura lillahi ta'ala
Artinya: "Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Lillahi ta'ala."
Lengkapi puasa bulan Muharram dengan puasa Ayyamul Bidh. Bunyi niat puasa Ayyamul Bidh Muharram adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat berpuasa besok pada Ayyamul Bidh sunnah karena Allah ta'ala."
Keutamaan Puasa Muharram
Puasa Muharram dinilai penting dan dianggap sebagai puasa paling utama setelah Ramadhan karena merupakan awal tahun Hijriah. Oleh karenanya, sangat pantas dibuka dengan melaksanakan puasa. Dikutip dari islam.nu.or.id, Imam al-Qurthubi mengatakan: إِنَّمَا كَانَ
صَوْمُ الْمُحَرَّمِ أَفْضَلَ الصِّيَامِ مِنْ أَجْلِ أَنَّهُ أَوَّلَ السَّنَةِ الْمُسْتَأْنَفَةِ، فَكَانَ اسْتِفْتَاحُهَا بِالصَّوْمِ الَّذِي هُوَ أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ
Artinya, “Puasa Muharram menjadi puasa yang paling utama karena Muharram merupakan awal tahun baru, maka pembukaannya adalah dengan puasa yang merupakan amal paling utama.” (Jalaluddin as-Suyuthi, ad-Dîbâj ‘ala Muslim, [Arab Saudi, Dârubnu ‘Affân, cetakan pertama: 1416 H/1996 M], juz III, h. 251).
Selain yang disebutkan di atas, ada lima keutamaan Puasa Muharram, antara lain:
1. Termasuk puasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum.
HR Abu Dawud, Ibnu Majah berbunyi:
عَنِ الْبَاهِلِيِّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)
“Diriwayatkan dari al-Bahili: ‘Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama?’ Rasulullah saw bersabda: ‘Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah?’ Al-Bahili menjawab: ‘Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam.’ Rasulullah saw bersabda: ‘Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus).’ Rasulullah saw bersabda: ‘Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia’.”
2. Puasa 1 hari di bulan Muharram, pahalanya sama dengan puasa 30 hari
Pahala tersebut diriwayatkan dalam HR. At-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr berbunyi:
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.”
3. Apabila melaksanakan puasa khusus pada hari Asyura, pada tanggal 10 Muharram, dosa-dosa kita yang setahun telah berlalu akan dilebur.
Hadist Riwayat muslim berbunyi:
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.”
4. Apabila melaksanakan puasa Tasu'a pada 9 Muharram dan puasa pada 11 Muharram, kita memperjelas diri sebagai umat muslim, bukan umat Yahudi yang juga berpuasa di tanggal 10 Muharram.
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad).
Demikian itu niat puasa 1 Muharram. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Mutaya Saroh