Malam 1 Suro vs 1 Muharram: Sama Tanggal Beda Tradisi, Ini Penjelasan Lengkapnya!

Kamis, 04 Juli 2024 | 16:20 WIB
Malam 1 Suro vs 1 Muharram: Sama Tanggal Beda Tradisi, Ini Penjelasan Lengkapnya!
Malam 1 Suro vs 1 Muharram: Sama Tanggal Beda Tradisi, Ini Penjelasan Lengkapnya! (setda.kotabogor.com/surakarta.go.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bulan ini termasuk satu di antara asyhurul hurum atau bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Selain Muharram, bulan-bulan asyhurul hurum termasuk zulqa'dah, zulhijah dan Rajab. Keutamaan dari keempat bulan ini dijelaskam dalam surah At-Taubah ayat 36 yang berbunyi:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Artinya: "Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (At-Taubah: 36)

Sebagai salah satu bulan yang dimuliakan, umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan berbagai amalan yang mulia. Salah satunya, puasa Asyura yang dapat dilaksanakan pada 9, 10 dan 11 Muharram. Debagaimana dikatakan Imam Ibnu Katsir puasa sunnah ini tingkatannya berada pada satu level di bawah puasa Ramadhan.

Cara Merayakan

Dalam merayakan malam 1 Suro dan 1 Muharram terdapat perbedaan antara masyarakat Jawa dan umat Islam pada umumnya. Meski begitu, tradisi ini masih tetap bisa berjalan beriringan.

1 Suro

Bagi masyarakat Jawa, vara merayakan malam 1 Suro masih dipengaruhi oleh tradisi kraton. Biasanya masyarakat Jawa akan mengadakan, kirab, tapa bisu, membersihkan pusaka atau keris. Selain itu, ada pula orang yang merayakan 1 suro dengan berziarah ke makam sesepuh hingga slametan. Kemudian melestarikan tradisi tirakatan, lek-lekan (tidak tidur semalam suntuk), gunungan, sedekah bumi dan tuguran (perenungan diri sambil berdoa).

• 1 Muharram

Sementara tradisi untuk merayakan 1 Muharram biasanya dengan melakukan kegiatan keagamaan hingga mengamalkan kebaikan. Misalnya saja pawai obor, tablig akbar, sholawatan, pengajian, ziarah kubur, menyumbangkan makanan atau pakaian, sedekah. Selain itu, umat Islam juga akan melakukan amal baik lainnya seperti puasa sunnah, sholat taubat, dzikir, membaca doa khusus, hingga bersilaturahmi.

Makna Perayaan

Makna perayaan malam 1 Suro dengan malam 1 Muharram sebenarnya memiliki kemiripan yaitu mengajak manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada sang pencipta. Namun, dalam penyampainnya terdapat sedikit perbedaan. Berikut ulasannya.

• 1 Suro

Di sepanjang bulan Suro masyarakat Jawa meyakini bahwa bulan ini sangat sakral. Untuk itu, masyarakat diharap untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling memiliki makna manusia harus tetap ingat siapa dirinya, dari mana ia berasal dan dimana kedudukannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Sementara, waspada bermakna manusia harus terjaga dan waspada dari segala godaan yang menyesatkanny.

Baca Juga: Cek Wetonmu! Apakah Kamu Termasuk Pemilik 11 Weton yang Dilarang Keluar di Malam 1 Suro?

• 1 Muharram

Sementara dalam peringatan Tahun Baru Islam atau 1 Muharram maknanya disebut lebih spesifik. Pertama, sebagai pengingat peristiwa hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI