Suara.com - Komika Pandji Pragiwaksono mengakui setuju dengan program makan siang gratis yang dicanangkan presiden terpilih Prabowo Subianto sebagai program kerja di masa jabatannya ke depan.
Pandji yang dikenal kritis terhadap pemerintah ini ternyata tak pernah menampik gagasan yang dijanjikan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sejak kampanye Pilpres 2024 tersebut.
Hal ini terkuak ketika ia berbincang bersama mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di program Youtube-nya berjudul Skakmat yang tayang pada Rabu (3/7/2024).
Ridwan Kamil tengah memaparkan bahwa program yang dibawa Prabowo Subianto itu mendapat pujian dari Singapura.
Baca Juga: Komeng Lebih Pantas Jadi Presiden Ketimbang Prabowo, Ini Alasan Menohok Pandji Pragiwaksono
"From Singapore prespective, (they said) I think it's brilliant to have this free lunch because you're investing to the brain of the next generations [Dari sudut pandang Singapura, (mereka bilang) program makan siang gratis ini brilian karena kalian berinvestasi di otak generasi masa depan -red]," kata Ridwan Kamil dikutip Suara.com dari Youtube Pandji.
Menanggapi pernyataan Kang Emil, Pandji mengakui bahwa ia juga setuju dengan program Prabowo Subianto tersebut meskipun dia adalah pemilih Anies Baswedan di Pilpres 2024 lalu.
"Saya nggak pernah menolak gagasan (makan siang gratis) itu. Kendatipun saya nggak milih Pak Prabowo, tapi program makan siang gratis juga dilakukan di New York. Kita tahu sekolah di New York juga melakukamn makan siang gratis," ujar komika yang kini tinggal di New York, Amerika Serikat itu.
Pandji lantas mengangkat kritikan mengenai program makan siang gratis yang kerap dibandingkan dengan pendidikan gratis yang harusnya diterima masyarakat Indonesia.
"Bahkan ada yang bilang dengan nyindir katanya lebih penting makan siang gratis daripada pendidikan gratis," kata Pandji.
Baca Juga: Bekas Kurir Narkoba, Marshel Widianto Disebut Pandji Pragiwaksono Tak Pantas Maju Pilkada Tangsel
Namun, menurut ayah dua anak itu program makan siang gratis bisa jadi lebih utama dari pendidikan gratis.
"Kalo kita ngomongin argumen gizi, emang mendingan individunya gizinya bener dulu. Karena kalau dikasih pendidikan gratis, tapi stunting dalam konteks kemampuan logikanya buruk kemampuan berbahasa buruk, gizinya nggak oke. Ada banyak orang yang lukus kuliah tapi logikanya berantakan kan?" lanjut Pandji.
Ridwan Kamil pun mengamini apa yang dikatakan Pandji. Mantan Wali Kota Bandung itu pun menyimpulkan bahwa demokrasi adalah tantangan bagi golongan orang-orang cerdas yang masih minoritas di Indonesia.
"Poinnya, yang bisa kita sepakati demokrasi kita lagi otw, maka tugas kita golongan yang berpikir, karena ini kan minoritas, jangan patah semangat saja," kata Kang Emil.