Suara.com - Popularitas Menteri Komunikasi dan Indormatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi semakin meluas seiring dengan diserangnya Pusat Data Nasional Sementara (PDSN) oleh hacker melalui serangan ransomware brain cipher.
Nama Menkominfo Budi Arie menjadi pemberitaan tersendiri di media asing Channel News Asia. Media yang berbasis di Singapura itu menyebut bahwa Budi Arie Setiadi adalah Menteri 'Giveaway'.
Dalam artikelnya berjudul 'Indonesia's 'Giveaway' Minister Faces Growing Pressure to Resign After orst Cyberattack In Years', media tersebut mengutip pernyataan yang disampaikan Direktur Ekskutif SAFEnet, Nenden Sekar Arum.
"Jangan sampai ada 'giveaway' seperti ini terus... (Jabatan) ini posisi yang sangat strategis apalagi kita tidak bisa lepas dari dunia digital," kata Nenden seperti yang dikutip CNA.
Baca Juga: Desak Budi Arie Mundur dari Menkominfo? Tak Semudah Itu...
Menteri Budi Arie sendiri sebelum masuk di pemerintahan Presiden Joko Widodo merupakan ketua ProJo, kelompok relawan yang didirikan pada 2013 untuk mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden di Pilpres 2014.
Jokowi akhirnya memilih Budi Arie sebagai Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di tahun 2019. Kemudian di tahun 2013 Budi Arie Setiadi diangkat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika menggantikan Johnny G Plate yang terjerat kasus korupsi.
Budi Ari Setiadi menghadapi tekanan petisi publik dalam Change.org agar segera mundur dari jabatannya. Desakan ini merupakan imbas dari serangan ransomware yang sedang berlangsung di Pusat Data Nasional Sementara sejak 20 Juni 2024 lalu.
Serangan ransomware itu berdampak pada pada layanan PDNS 2, dan mengganggu 239 instansi pengguna. Dampak langsung dialami oleh setidaknya 30 kementerian/lembaga, 15 provinsi, 148 kabupaten, dan 48 kota.
Setelah kurang lebih dua pekan melumpuhkan server PDNS 2, kelompok peretas Brain Cipher akhirnya muncul ke publik. Mereka menyatakan akan memberikan kunci untuk membuka akses enkripsi PDNS 2 pada Rabu besok (3/7/2024).
Baca Juga: Darius Sinathrya Diduga Sindir Kominfo Soal Serangan Ransomware: Hapus Data, Pinjam Tangan Hacker
Hal itu diungkap oleh akun monitoring dark web @stealthmole_int yang mengunggah tangkap layar pernyataan Brain Cipher di dark web bernama ransomware live.
Dalam unggahan itu, Brain Cipher juga meminta maaf pada seluruh rakyat Indonesia atas kegaduhan yang telah mereka buat.