Infografis
Sosok Meki Fritz Nawipa seorang pilot asal Papua kini jadi perbincangan publik. Pasalnya, putra terbaik Paniai itu akan maju jadi calon Gubernur Papua Tengah pada Pilkada November mendatang. Ini doa profil Meki Nawipa, calon gubernur Papua Tengah.
Suara.com - Bupati Paniai periode 2018-2023 tersebut akan maju sebagai calon gubernur dari PDI Perjuangan atau PDIP. Pria yang akrab disapa Mepa itu merupakan kader partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut. Melalui wawancaranya, Meki Nawipa mengaku siap bertarung merebut kursi Gubernur Papua Tengah.
Profil Meki Nawipa, Calon Gubernur Papua Tengah
Meki Fritz Nawipa merupakan mantan Bupati Paniai, Provinsi Papua Tengah ke-4 masa jabatan 2018-2023. Meki lahir di Enarotali pada 5 Mei 1978. Ia menikah dengan Nurhaidah dan dikaruniai 5 orang anak bernama Alberth L. Awitaka Nawipa, Grace Prisekila Nawipa, Anne Gravila Nawipa, Israel Basalie Nawipa, dan Yohana Ruth Nawipa.
Meki Nawipa sendiri berasal dari pedalaman Papua. Ia merupakan anak pasangan Yahya Nawipa yang merupakan Guru Penginjil atau pegiat sekolah dan gereja yang ada di pedalaman Papua dengan Rurth Gobai seorang ibu rumah tangga.
Pria yang akrab disapa Mepa ini merupakan jebolan sekolah pilot di Misionaris Australia. Ia diangkat sebagai kapten pilot selama 15 tahun dan menerbangkan pesawat Perintis di pedalaman Papua.
Sejak kecil Mepa dikenal sebagai sosok yang pekerja keras, sopan dan disiplin. Ia memiliki cita-cita mengabdi kesesama masyarakat Papua hingga mengubah kehidupan masyarakat Papua.
Impiannya ini ia wujudkan saat menjadi pilot. Dimana Mepa melayani masyarakat khususnya masyarakat pedalaman Papua di daerah-daerah terpencil. Saat diangkat menjadi Bupati, Meki pun menjalaninya dengan sepenuh hati.
Dalam mencapai impiannya itu, Mepa harus menempuh perjalanan yang terjal. Meski berasal dari pedalaman Papua, ia mampu menyelesaikan pendidikannya hingga ke Australia.
"Mimpi ini tidak bisa terwujud begitu saja. Tetapi melalui sebuah perjuangan, melalui sebuah perencanaan," kata Meki Nawipa.
"Selesai sekolah di kampung, pergi ke Jayapura, seterusnya ke Jakarta, dan seterusnya sekolah di Australia," kenang Meki.
