Suara.com - Kiai Imaduddin Utsman bukan sosok asing bagi Bahar bin Smith dan Habib Rizieq Shihab (HRS). Pendiri Ponpes Nahdlatul Ulum Banten itu pernah mendapat kritik keras dari HRS.
Nama Kiai Imaduddin Utsman jadi sorotan pasca perseteruan antara Rhoma Irama dengan Bahar bin Smith mengenai nasab habib di Indonesia.
Pria yang disapa Kiai Imad itu tegas mengatakan bahwa mustahil nasab habib di Indonesia terhubung langsung dengan nabi Muhammad SAW.
Pendapat itu berdasarkan hasil penelitian Kiai Imad yang kemudian ia tuliskan dalam buku berjudul 'Terputusnya Nasab Habib kepada Nabi Muhammad SAW' yang terbit pada 2022.
![Buku Merah Kiai Imad Pernah Bikin Rizieq Shihab Ngamuk: Lu Belajar di Kandang Kebo [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/01/67512-sampul-buku-kiai-imaduddin.jpg)
Sebelumnya, ia juga sempat menuliskan buku berjudul 'Menakar kesahihan Nasab Habib Di Indonesia'. Karya tulis dari Kiai Imad ini sempat jadi sorotan HRS.
Rizieq Shihab pada Agustus 2023 terang-terangan menyebut apa yang dituliskan Kiai Imad soal nasab habib tidak termasuk karya ilmiah.
HRS mempertanyakan sumber dan rujukan dari penelitian Kiai Imad di bukunya tersebut. Menurut HRS, jika penelitian ilmiah maka harus disertai banyak sumber rujukan.
"Ada yang bilang, Habib tapi ini (penelitian KH Imaduddin Utsman Al Bantani) penelitian ilmiah! yee penelitian dari mana? elu belajar di kandang kebo!" ucap HRS seperti dikutip dari YouTube Islamic Brotherhood Television yang tayang pada 11 Agustus 2023.
"Kalau penelitian ilmiah itu kitab di jejerin banyak, setelah itu diteliti itu semua. Baru mengambil kesimpulan. Itu penelitian ilmiah. Tapi penelitian KH Imaduddin Utsman Al Bantani kitabnya cuma 1, sudah itu diragukan lagi kitabnya. Sudahnya ngaku penelitian ilmiah, jidat elu ilmiah," tambahnya.
Baca Juga: Sepak Terjang Kiai Imaduddin Utsman: Punya Rekam Jejak Mentereng Dibanding Bahar bin Smith?
HRS di video itu juga sempat menceritakan pertemuannya dengan Dr Hasyim Al Idrus. Di pertemuan itu kata HRS, ia sempat menanyakan apakah di Yaman ada pihak yang menolak nasab Ba'alawi.