Suara.com - Perdebatan antara Habib Bahar bin Smith dan Rhoma Irama tentang nasab habib menjadi semakin panas. Pasalnya seorang ulama, yakni KH Imaduddin Utsman, ikut menanggapi dengan membongkar penelitiannya tentang nasab habib di Indonesia.
Saat menjadi tamu di podcast Rhoma, Imaduddin meyakini bahwa nasab habib di Indonesia nyaris mustahil berhubungan dengan Nabi Muhammad SAW. “Secara genetik mustahil mereka keturunan Nabi Muhammad SAW, jangankan keturunan nabi, keturunan Arab saja mereka bukan,” ucap Imaduddin, dikutip pada Senin (1/7/2024).
Pengurus Ponpes Nahdlatul Ulum Banten itu lalu membongkar penelitian yang sudah dituangkannya dalam karya ilmiah tersebut. Pada intinya, Imaduddin mempertanyakan kebenaran sosok Ubaydillah, seorang tokoh golongan Ba’alawi yang diklaim sebagai nenek moyang habib di Indonesia.
“Dikatakan Alawi ini anak dari Ubaydillah, dan Ubaydillah ini disebut anak Ahmad bin Isa. Tapi manuskrip di abad kelima sampai kedelapan tidak ada yang mencatat,” ungkap Imaduddin.
Baca Juga: Sosok Ini Tegas Sebut Bahar bin Smith Ulama Gadungan Karena Suka Flexing Mobil Mewah
Pernyataan ini tentu membuat sosok KH Imaduddin Utsmani menuai atensi, termasuk tentang profilnya yang ternyata tidak main-main.
Profil KH Imaduddin Utsman
Dikutip dari laman resmi Pondok Pesantren Salafiyah Nahdlatul Ulum, Imaduddin Utsman al-Bantani dilahirkan di Kresek, Tangerang pada 15 Agustus 1976 (19 Sya’ban 1396 Hijriah).
Nama Utsman berasal dari nama kakek dari ibunya yang hidup di tengah keluarga Bani Utsman di Kresek, Tangerang. Sementara itu, nama al-Bantani di belakangnya merujuk pada asal daerahnya.
Sebagai seorang pemuka agama, Imaduddin telah menelurkan sejumlah karya, di mana yang berbahasa Arab didistribusikan dengan nama “Imaduddin al-Bantani”, sementara karya berbahasa Indonesia diberi nama “Imaduddin Utsman” atau “Imaduddin Utsman al-Bantani”.
Baca Juga: Profil KH Imaduddin Utsman: Beri Bukti Tak Ada Nasab Habib di Indonesia, Skakmat Bahar bin Smith?
Selain itu, Imaduddin juga merupakan pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang berlokasi di Kampung Cempaka, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten.
Imaduddin merupakan salah satu tokoh Islam yang aktif dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama, seperti menjadi Ketua MWCNU Kecamatan Kresek (2006-2011), Wakil Katib PWNU Provinsi Banten (2018), serta Ketua RMI PWNU Banten (2020-sekarang). Imaduddin juga menjadi penasihat Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Provinsi Banten dan Rijalul Anshor Kabupaten Tangerang.
Seluruh jabatan mentereng ini tentu selaras dengan pendidikan agama yang pernah ditempuhnya. Imaduddin diriwayatkan pernah belajar di 11 pondok pesantren di berbagai wilayah Indonesia, serta belajar di Ruwaq al-Azhar di Iskandaria, Mesir.