Sebagian Limbah yang Dihasilkan Tidak Didaur Ulang, Kemasan Kosmetik Sumbang Jutaan Ton Sampah Plastik ke Perairan!

Dinda Rachmawati Suara.Com
Minggu, 30 Juni 2024 | 09:40 WIB
Sebagian Limbah yang Dihasilkan Tidak Didaur Ulang, Kemasan Kosmetik Sumbang Jutaan Ton Sampah Plastik ke Perairan!
Kegiatan Bersih-bersih Sampah Sungai Citarum Bersama Waste4Change dan Amorepacific (Dok istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) pada 2022, Indonesia tercatat sebagai penghasil sampah plastic terbesar kedua di dunia. 

Setiap tahun, ada 3,2 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik, bahkan 1,29 juta ton sampah tersebut berakhir di TPA dan perairan laut. Salah satu sumber sampah tersebut adalah kemasan kosmetik bekas. 

Sementara itu, laporan dari Cosmetic Packaging Market – Growth, Trends and Forecasts (2020-2025), ada hampir 50% kemasan produk kosmetik terbuat dari plastik.

Minderoo Foundation juga melaporkan, dari sekitar 120 miliar unit produksi kemasan kosmetik global, sebagian besar limbah yang dihasilkan tidak didaur ulang. Bermunculannya sampah kosmetik dan sampah skincare tidak cukup mudah untuk dikendalikan. 

Faktanya, beberapa produk skincare hanya digunakan dalam beberapa waktu saja kemudian menjadi sampah. Seperti contohnya, produk sheetmask yang penggunaanya hanya dipakai 15-20 menit saja lalu kemudian dibuang. 

Padahal, limbahnya dapat memakan waktu hingga ribuan tahun untuk dapat terurai. Menyadari hal tersebut, Amorepacific melakukan aksi “Support the Local Heroes” bersama Waste4Change untuk mendukung pengelolaan sampah dan kebersihan di Bandung.

Perusahaan kecantikan dari Korea Selatan yang dikenal dengan beberapa merknya di Indonesia, seperti Laneige, Sulwhasoo, Etude, Innisfree, Mise En Scene dan Ilyoon ini mengadakan kegiatan membersihkan sampah di sungai Citarum tersebut pada 20 Juni 2024 lalu. 

"Kami mempunyai komitmen dan merasa bertanggung jawab atas dampak plastik terhadap lingkungan dan berpartisipasi dalam gerakan global untuk mengurangi konsumsi plastik. Kami juga meningkatkan kemasan menjadi kemasan yang ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali," ujar Presiden Direktur Amorepacific Indonesia, Kyuho Lee.

Kegiatan ini juga menggandeng organisasi Waste4change, yakni wadah pengelolaan sampah terkemuka untuk perusahaan, individu, dan lembaga pemerintah di Indonesia. 

Baca Juga: Balon Sampah Kiriman Korut Terdeteksi Bawa Parasit

Misinya sejak didirikan pada 2014 adalah memecahkan masalah sampah yang mencegah kerusakan lingkungan dan mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI