Suara.com - Lazimnya acara perpisahan sekolah dasar atau SD digelar dengan hiburan biasa. Namun tidak yang terjadi di salah satu SD Kota Banjar, Jawa Barat (Jabar).
Acara perpisahan siswa SDN 1 Raharja, Desa Rajarja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jabar jadi sorotan lantaran aksi nyawer biduan yang dilakukan para siswa.
Pada foto dan video yang beredar viral terlihat para siswa dengan asyiknya berjoget bahkan sampai nyawer biduan dangdut.
Acara perpisahan SDN 1 Raharja itu berlangsung pada Selasa (25/6/2024) dan memang diwarnai dengan hiburan musik dangdut.
Baca Juga: Viral di TikTok, Ini Arti Lagu 'Play With Me' Milik Pagaehun Ft KKANBYEONGZ
Aksi nyawer biduan dangdut para anak SD ini pun jadi sorotan dan menuai banyak kecaman publik.
Terkait video viral ini, Kepala SDN 1 Raharja, Teguh Sutejo mengklaim bahwa sebenarnya acara perpisahan sudah rampung pada pukul 12:00 WIB.
Namun jelas Teguh, muncul inisiatif dari sejumlah orang tua murid untuk menggelar acara organ tunggal.
“Kegiatan kami sebetulnya jam 12 siang juga sudah selesai. Kemudian setelah itu orang tua murid entah dengan siapa rundingannya mungkin antar orang tua untuk mengadakan semacam orgen tunggal,” kata Teguh Sutejo dikutip dari Harapanrakyat.com--jaringan Suara.com, Sabtu (29/6/2024).
Ditegaskan oleh Teguh, bahwa pihak sekolah sangat menyayangkan aksi nyawer biduan yang dilakukan peserta didik di acara tersebut.
Baca Juga: Apa Arti Tobrut? Oknum Pegawai Resto di Jakarta Pakai Istilah Viral di Twitter Jadi Nama Pelanggan
“Artinya kami pihak sekolah ketika sudah selesai ya sudah, saya kembali ke aktivitas menandatangani rapor yang sudah selesai," ucapnya.
"Perkara urusan terjadi dangdut viral di mana-mana padahal itu baru di beberapa orang, tapi kami pun sebetulnya menyayangkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa saat ia berada di kantor memang mendengar ajakan dari biduan memanggil penonton untuk menyawer.
“Karena yang saya dengar dari dalam kantor itu artis kedengaran memang memanggil bos anu ke depan nyawer dan sebagainya,” ungkapnya.
Teguh sekali lagi menegaskan bahwa pihak sekolah sama sekali tidak tahu menahu dengan acara organ tunggal yang merupakan insitiaf dari orang tua murid.
“Betul acaranya di dalam lingkungan sekolah, karena memang acara awalnya perpisahan dan kenaikan kelas. Setelah itu selesai, mungkin inisiatif dari panitia ibu-ibu khususnya orang tua ingin mengadakan seperti itu,”
“Saya pun tidak tahu sebetulnya mau ada hiburan seperti itu, karena saya punya jadwal sendiri, acara sendiri dan itu sudah saya laksanakan, ketika Dzuhur ya selesai,” tegasnya.
“Itu kan wewenang orang tua bukan saya yang menghentikan, memang betul adanya di sekolah tapi yang mengadakan itu orang tua. Sekolah hanya menggunakan waktu sampai jam 12. Artinya saya tidak tahu akan ada tambahan musik seperti itu,”