Ajaran tersebut dinilai lahir dari cara Eyang Subur menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak sesuai dengan tafsir ulama arus utama.
Selain itu, Eyang Subur mengkultuskan dirinya sebagai figur sentral yang memiliki kekuatan dan pengetahuan luar biasa, sehingga pengikutnya harus tunduk dan patuh padanya.
Eyang Subur juga disebut kerap melakukan ritual mistis yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti mandi kembang dan meminum air yang sudah dibacakan mantra. Tak sampai di situ, Eyang Subur juga diduga mengekploitasi pengikutnya secara finansial dan seksual.
Kontributor : Damayanti Kahyangan