Suara.com - Mahasiswa perhotelan harus tahu, saat ini industri akomodasi tidak lagi menjadikan riwayat hidup atau CV satu-satunya patokan untuk menilai karyawan, tapi menjadikan akun media sosial sebagai penilain utama.
Kenyataan ini diungkap Head of Program Hotel Management Binus University, Arif Zulkarnain. Ia mengatakan industri hotel dan kuliner akan menilai sosial media sebagai personal branding dari calon karyawan tersebut.
"Sekarang orang itu tidak melihat CV tapi yang mereka lihat media sosial kita dan algoritma di media sosial, dilihat dari personal brandingnya," ujar Arif dalam keterangannya di Jakarta baru-baru ini.
Arif yang juga general manager berbagai hotel di Indonesia selama 6 tahun ini mengatakan, penerima kerja akan bisa melihat minat dan bakat calon karyawannya dari media sosial media.
Baca Juga: Cara Bikin CV Pakai ChatGPT, Mudah dan Cepat!
Ia mencontohkan, apabila seorang mahasiswa perhotelan atau kuliner minat terhadap bidang pastry atau olahan kue, maupun minat terhadap satu masakan tertentu, ia akan memamerkan hasil karyanya di media sosial.
Cara ini kata Arif, dinilai efektif karena media sosial kerap dianggap sebagai CV passion, sehingga penerima kerja tidak kesulitan mencari 'bukti' untuk divalidasi nantinya saat proses penerimaan. Namun mantan chef kapal pesiar Costa Cruises pada 1993 ini tetap mengingatkan mahasiswanya untuk membuat akun LinkedIn.
"Digital media sosial mahasiswa upload di Instagram tapi itu tidak resmi ya, jadi kita masukin di Linkedin sebagai CV. Jadi begitu dia memasak atau produce sesuatu di upload jadi HR (perekrut karyawan) bisa melihat dari Linkedin, Facebook atau Instagram. Jadi bisa dilihat fokusnya dimana," papar Arif.
Bahkan presentasi mahasiswa perhotelan di luar negeri sudah pada tahap memiliki identitas passion. Contohnya, sejak masa kuliah sudah sering bergelut di bidang pastry atau menekuni pembuatan makanan di bidang olahan kue seperti dessert.
"Jadi untuk mahasiswa yang kerja di luar sudah punya LinkedIn Ambassador Student, jadi LinkedIn dia dari guest comment (komentar tamu) dari hotel. Dia dapat positif komentar dari tamu itu yang dia masukan, akhirnya bisa menjadi portfolio. Dia tidak perlu bicara, dia sudah tahu ada achievement dan activity," jelas Arif.
Baca Juga: PergiKuliner Hadirkan Pork Celebration Festival di Supermal Karawaci, Cek Tanggalnya!
Sebagai dosen di bidang perhotelan, Arif juga berusaha membekali mahasiswanya untuk terus belajar dari praktisi atau ahli dalam dan luar negeri. Contohnya, baru-baru ini Binus University mendatangkan pemenang MasterChef Australia 2023, Chef Brent Draper dalam acara Taste of Australia 2024 untuk memasak bersama mahasiswa bisnis perhotelan.
Kata Arif dengan cara ini, mahasiswa perhotelan yang menggeluti kuliner memiliki wawasan luas dan terekspos dengan berbagai masakan luar negeri maupun bahan makanan yang beragam. Kondisi ini yang akhirnya membuat mahasiswa lebih siap, jika nantinya berkarir di luar negeri.
"Kalau sudah punya pengalaman, kompetensi dan mental kuat di luar negeri kita mau kerja dimana saja sudah pasti diterima," pungkas Arif.