Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatikan (Menkominfo) Budi Arie Setiadi terus menjadi sorotan publik lantaran Pusat Data Nasional (PDN) diserang peretas beberapa waktu lalu.
PDN yang merupakan server milik negara itu berhasil dibobol sehingga jutaan data penting pemerintah pusat dan daerah terancam jatuh ke tangan pihak-pihak tak bertanggung jawab.
Budi Arie sendiri baru setahun menjabat sebagai Menkominfo. Ia dilantik pada 17 Juli 2023 lalu, menggantikan Johnny G Plate yang tersandung kasus korupsi.
Selama menjabat sebagai Menkominfo, Budi Arie beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial., yang tak jarang memicu kecaman dari berbagai pihak.
Baca Juga: Menkominfo dan Kepala BSSN Sambangi Istana, Ngadu soal Peretasan PDN ke Jokowi?
Apa saja pernyataan kontroversial yang pernah dilontarkan Budi Arie? Berikut ulasannya
Sebut parpol kalah Pilpres 2024 akan masuk penjara
Tak lama setelah dilantik menjadi Menkominfo, beredar video Budi Arie di media sosial yang melontarkan pernyataan kontroversial. Dalam video itu ia menyebut, partai politik yang kalah dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024 bisa masuk penjara.
“Mengapa (partai politik berhati-hati)? Karena kalau kalah, meleset, masuk penjara,” ujar Budi dalam video tersebut.
Video yang diunggah oleh warganet di X pada Selasa, 25 Juli 2023 itu langsung membuat sejumlah politikus dan partai politik geram. Di antaranya ada Adian Napitupulu dari PDI Perjuangan dan Kamhar Lakumani dari Partai Demokrat.
Baca Juga: Sentil Kominfo, BSSN Ungkap Hanya 2 Persen Data Cadangan yang Tersimpan di PDN
Bantah dukung Ganjar Pranowo
Sebelum menjabat sebagai Menkominfo, Budi Arie merupakan Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo).
Pada Oktober 2023 lalu, ketika ia sudah menjadi Menkominfo, Budi sempat membantah kalau para relawan mengarahkan dukungannya pada capres PDIP, Ganjar Pranowo.
Hal ini terkait adanya deklarasi dukungan yang mengatasnamakan Projo pada Ganjar. Dengan tegas ia mengatakan bahwa pihak yang menyatakan dukungannya pada Ganjar bukanlah anggotanya.
"(Projo) Enggak ada dua. Orang dia bukan anggota Projo, pakai nama Projo, kok pake sanksi sih, bagaimana sih? Dia bukan anggota kita," kata Budi di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (15/10/2023).
Sebut perempuan lebih kejam di kasus polwan bakar suami
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR RI, Senayan, Jakarta, Budi Arie memberikan tanggapannya mengenai kasus seorang Polwan yang membakar suaminya yang juga berprofesi sebagai polisi.
Kasus itu ternyata dipicu judi online. Sang istri geram karena suaminya kerap menghabiskan gajinya untuk bermain judi online.
Alih-alih mengucapkan pernyataan yang simpatik, Budi Arie malah memberikan pernyataan yang terkesan nyeleneh. Ia mengatakan, dalam kasus tersebut terbukti kalau perempuan bisa lebih kejam dari laki-laki.
“Ternyata perempuan itu lebih kejam dari lelaki yah,” ujarnya di hadapan anggota Komisi I DPR RI.
Pernyataan itu lantas mendapatkan beragam tanggapan menohok dari publik, termasuk di media sosial. Tak sedikit warganet yang menilai mantan Ketum Projo tersebut tidak memiliki kepekaan gender.
Ucap 'Alhamdulillah' saat PDN diretas
Usai Pusat Data Nasional (PDN) diretas, Menkominfo Budi Ari Setiadi masih bisa bersyukur dan mengucap ‘alhamdulillah’.
Ucapan syukur itu disampaikan dalam rapat antara Komisi I DPR, Kominfo dan BSSN di Gedung DPR RI, Kamis (27/6/2024) lalu. Budi bersyukur karena pelaku peretasan PDN bukan sebuah negara, melainkan individu dengan motif ekonomi.
Menurut dia, jika pelaku serangan pada PDN itu adalah negara, maka permasalahan yang dihadapi Indonesia sangat berat.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta, lantas menyentil ucapan syukur Menkominfo itu. Alih-alih mengucap ‘alhamdulillah’, Sukamta menyebut, seharusnya Budi Arie mengucap ‘Innalillahi’.
Didesak mundur dari jabatannya
Peretasan terhadap Pusat Data Nasional (PDN) berbuntut pada munculnya sejumlah desakan agar Budi Arie mundur dari jabatannya sebagai Menkominfo.
Desakan itu sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial dan sampai ke telinga Budi Arie. Ia lantas memberikan tanggapan.
"Ah no comment kalau itu, itu haknya masyarakat untuk bersuara," kata Budi Arie usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6).
Kontributor : Damayanti Kahyangan