Suara.com - Film “Ipar Adalah Maut” mendapatkan kesuksesan besar karena jalan ceritanya yang dinilai sanggup mengaduk-aduk emosi penonton. Namun tak disangka, Ustaz Abdul Somad pun ternyata pernah membahas tentang perkara hubungan dengan ipar di salah satu ceramahnya.
Kekinian dakwah tentang ipar itu kembali viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun TikTok @maratus_sholihah1. “Al Hamwu Al Maut! Abang ipar, maut! Adik ipar, maut!” ujar UAS, dikutip pada Kamis (27/6/2024).
Lantas apa maksud dari peringatan tersebut?
“Kalau selingkuh sama orang lain, salah, tapi masih ada kemungkinan. Tapi kalau sudah sama abang ipar, sama adik ipar, maut, mati, tak ada tawar-menawar. Maka sekali lagi, Al Hamwu Al Maut. Makanya jangan berdua-duaan dengan abang ipar, dengan adik ipar,” tegasnya.
Baca Juga: Ungkap Sosok Asli Rani Si Pelakor Ipar Adalah Maut, Davina Karamoy: Masyaallah Banget, Semokan Dia
UAS lalu menceritakan pengalamannya ditanyai seorang jemaah pria yang ingin menikah lagi. Menurut UAS, jemaahnya itu bisa menikah lagi selama mendapatkan izin dari sang istri, tetapi pria itu tak yakin bisa memperoleh izin.
“Yang suka sama saya ini adik ipar saya, gara-gara dia selalu jalan sama saya, saya bawa ke sana, saya bawa ke sini, lama-lama dia suka sama saya,” ucapnya, menirukan cerita sang jemaah.
“Kan benar kata Nabi, Al Hamwu Al Maut, bisa mati gara-gara itu orang, bunuh-bunuhan, putus tali silaturahim,” tandas UAS menambahkan.
Potongan ceramah ini kembali viral di tengah ramainya film “Ipar Adalah Maut”. Lantas seperti apa riwayat pendidikan UAS yang turut menyoroti fenomena perselingkuhan dengan saudara ipar ini?
Dikutip dari berbagai sumber, UAS mengawali pendidikannya di Madrasah Mu'allimin, al-Washliyah Medan pada tahun 1990, lalu melanjutkannya ke Pondok Pesantren Darul Arafah Deli Serdang sekitar 3 tahun kemudian.
Baca Juga: Davina Karamoy Blak-blakan Soal Adegan Ranjang di Ipar Adalah Maut, Apa Kata Sang Pacar?
Tahun 1995, UAS pindah belajar di Madrasah Nurul Falah, Riau, dan setahun setelahnya berkuliah di S1 Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Sultan Syarif Kasim Riau. UAS lalu mendapatkan beasiswa S1 di Universitas Al Azhar Mesir dan menyelesaikan studi pada periode 1998-2002.
Setelah lulus dengan predikat Jayyid (baik), UAS meneruskan ke jenjang pascasarjana di Universiti Kebangsaan Malaysia. Namun pada tahun 2004, UAS mendapat beasiswa S2 di institut khusus hadis Dar al-Hadith al-Hassania yang didirikan Raja Maroko, Raja Hasan II.
Tahun 2006, UAS lulus dari studi S2-nya di Maroko dan mulai berkarier di Indonesia. Hingga pada tahun 2019, UAS mendapatkan gelar Cumlaude pasca menyelesaikan pendidikan S3 di Oum Durman Islamic University, Sudan.