Profil dan Kekayaan Anindya Bakrie, Pemilik Oxford United dan Rumor Bergabungnya Marselino Ferdinan

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 27 Juni 2024 | 16:07 WIB
Profil dan Kekayaan Anindya Bakrie, Pemilik Oxford United dan Rumor Bergabungnya Marselino Ferdinan
Profil dan Kekayaan Anindya Bakrie (instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Anindya Bakrie mendadak jadi sorotan pecinta sepakbola Indonesia karena menjadi pemilik saham mayoritas Oxford United bersama Erick Thohir. Simak profil dan kekayaan Anindya Bakrie di sini, berapa jumlah saham yang ia punya di klub tersebut?

Sosok Anindya Bakrie semakin dilirik lantaran mencuat kabar bahwa wonderkid timnas Indonesia, Marselino Ferdinan akan bergabung dengan Oxford United. Rumor bergabungnya Marselino ke klub kasta kedua Liga Inggris, Divisi Championship, Oxford United semakin santer terdengar.

Apalagi kontrak Marselino di KMSK Deinze akan segera berakhir bulan ini. Kabar itu semakin kuat lantaran pemilik Oxford United adalah duo pengusaha sukses asal Indonesia yaitu Erick Thohir dan Anindya Bakrie.

Jalan Marselino Ferdinan untuk bermain di Inggris semakin terbuka apalagi mengingat Erick Thohir merupakan Ketua Umum PSSI. Sementara itu Anindya Bakrie menjadi pemegang saham mayoritas, yakni sebesar 51 persen di klub Oxford United.

Baca Juga: Perbandingan Harga Pasar Marselino Ferdinan dengan Para Gelandang Oxford United

Anindya Bakrie sendiri merupakan CEO dari Grub Bakrie. Kekuasaan Anindya Bakrie di klub Oxford United sudah tercatat sejak September 2022.

Profil Anindya Bakrie

Dikutip dari bakrieglobal.com, Anindya Novyan Bakrie adalah tokoh bisnis Indonesia, investor global dan filantropis terkemuka. Melalui peran kepemimpinan komunitas bisnisnya selama bertahun-tahun, dia mewakili suara komunitas bisnis Indonesia dan Indo-Pasifik dalam forum global dan KTT.

Dia adalah CEO PT Bakrie Global Ventura, sebuah rumah investasi terkemuka di Indonesia dengan pengalaman luas dalam investasi strategis dan revitalisasi perusahaan.

Dia juga menjabat sebagai CEO Bakrie & Brothers (BNBR), konglomerat yang terdaftar di Indonesia dengan kepentingan di bidang infrastruktur, kendaraan listrik, pertambangan, minyak dan gas, listrik (termasuk energi terbarukan dan surya), properti, dan perkebunan.

Anindya Bakrie adalah penerus grup Bakrie berusia 80 tahun, salah satu kelompok bisnis terbesar Indonesia, dengan 10 perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar gabungan lebih dari US $ 15 miliar.

Baca Juga: Ini Jadwal Perkenalan Marselino Ferdinan Sebagai Pemain Baru Oxford United

Anindya Bakrie menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) periode tahun 2021-2025. KADIN merupakan badan hukum organisasi bisnis di Indonesia yang mewakili 34 KADIN provinsi dan +100 ribu bisnis secara nasional.

Anindya Bakrie juga menjabat sebagai Ketua APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia - yang didirikan oleh APEC pada tahun 1995 sebagai lengan sektor swasta resmi untuk mendorong kerja sama ekonomi regional. Melalui kepemimpinannya, ABAC Indonesia memprakarsai Indonesia Impact Fund (IIF) yang pertama. Selain itu, ia terpilih sebagai Ketua Umum Federasi Akuatik Indonesia (PRSI).

Anindya Bakrie bergabung dengan dewan direktur di Oxford United Football Club sejak 2018 saat dia memimpin pengambilalihan kepemilikan mayoritas klub untuk menjadi salah satu klub sepak bola Inggris pertama yang dimiliki mayoritas oleh pebisnis Indonesia.

Sebagai investor global, Anindya Bakrie memutar Grup ke investasi berkelanjutan dan digital dalam Kendaraan Listrik, Baterai, Energi Terbarukan (terutama Solar PV), perumahan Prefab serta Fintech dan teknologi baru lainnya.

Sebelum mewarisi bisnis keluarga, Anindya Bakrie menempuh pendidikan di Pangudi Luhur Jakarta. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke ilmu Teknik Industri di Nortwestern University, Illinois, AmerikaSerikat. I

a memperoleh gelar sarjana di tahun 1996. Kemudian ia melanjutkan pendidikan S2 dan berhasil meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Stanford Graduate School of Business, California, Amerika Serikat, pada 2001.

Lulus MBA dari kampus ternama dunia, Anindya Bakrie memulai karir di Wall Street, sebagai bankir investasi di Salomon Brothers, New York. Ilmu yang ia dapatkan di dunia kerja di Salomon Brothers inilah yang memantabkannya untuk mewarisi bisnis keluarga.

Sekembali dari AS, Anindya Bakrie mendirikan VIVA Group, induk bisnis media tvOne dan ANTV. Secara total, VIVA Group memiliki jangkauan langsung ke lebih dari 200 juta orang di seluruh negeri.

Kekayaan Anindya Bakrie

Pengusaha Indonesia, Anindya Bakrie (tengah) bersama petinggi tim Liga Inggris Oxford United. [oufc.co.uk]
Pengusaha Indonesia, Anindya Bakrie (tengah) bersama petinggi tim Liga Inggris Oxford United. [oufc.co.uk]

Jika membicarakan kekayaan Anindya Bakrie kita perlu melihat jumlah kekayaan perusahaan Bakrie. Seperti diketahui, Anindya Bakrie adalah Presiden Director atau CEO dari perusahaan yang didirikan kakeknya sejak 1942.

Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1942 itu sudah memiliki delapan lini bisnis, mulai dari energi, tambang, dan infrastruktur, melebar sampai ke properti, perkebunan, media dan teknologi, olahraga, dan yang terbaru mengarah ke energi terbarukan dengan VKTR dan Bakrie Power. Kedua perusahaan juga sudah melantai di pasar saham.

Jejak laba/rugi bersih perusahaan Bakrie and Brothers dari tahun 2019 sampai 2022 adalah sebagai berikut:

- Tahun 2019 perusahaan meraih laba sebesar Rp852,96 miliar
- Tahun 2020 perusahaan rugi sebesar Rp929,47 miliar.
- Tahun 2021 perusahaan meraih laba sebesar Rp63,68 miliar
- Tahun 2022 perusahaan meraih laba sebesar Rp266,13 miliar.

Dikutip dari forbes.com pada tahun 2002, Anindya Bakrie mengirim proposal restrukturisasi ke lebih dari 200 kreditor dan membujuk mereka untuk mengubah utang Grub Bakrie menjadi ekuitas. Pada tahun 2004 Anindya Bakrie berhasil memotong utang menjadi nol, meskipun itu berarti memotong saham Bakries dari 60 persen menjadi 21 persen.

Tak hanya itu, usahanya untuk memastikan grub Bakrie tidak pailit adalah dengan membuat penyesuaian konten, mengubah campuran dari pemrograman me-too generik menjadi fokus pada tayangan ramah keluarga seperti acara kuis, pertunjukan anak-anak, dan pertandingan sepak bola. Pada tahun 2005 Anin membujuk maestro media Rupert Murdoch untuk membeli 20 persen saham ANTV seharga USD 20 juta.

Pada 2007, majalah Forbes menempatkan keluarga Bakrie sebagai konglomerat terkaya dengan kekayaan mencapai USD 4 miliar atau setara dengan Rp 77 triliun. Demikian itu catatan profil dan kekayaan Anindya Bakrie.

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI