Suara.com - Sosok Davina Karamoy tengah jadi perbincangan publik karena keberhasilannya memerankan karakter pelakor bernama Rani di film 'Ipar Adalah Maut'. Faktanya, Davina Karamoy merupakan seorang mualaf yang mendapat petunjuk ketika dirinya sakit.
Lantas bagaimana kisah perjalanan mualaf Davina Karamoy selengkapnya? Simak penjelasan berikut ini.
Perjalanan Mualaf Davina Karamoy
Davina Karamoy mengungkap perjalanannya jadi mualaf bermula ketika dirinya jatuh sakit. Saat sakit itu, dia masih beragama Kristen.
Kemudian ibunda Davina yang lebih dahulu masuk Islam memintanya untuk membaca surat Al Isra ayat 44-46.
Baca Juga: Dijodoh-jodohkan dengan Davina Karamoy, Deva Mahenra Cemaskan Perasaan Mikha Tambayong
"Sebenarnya aku waktu itu lagi sakit kebetulan, terus aku masih kristen pada saat itu masih non Islam, terus mama aku ngasih surat Al Isra ayat 44 - 46, kata mamaku itu surat benteng," kata Davina Karamoy dikutip dari TikTok @temenkamucerita.
Davina terinspirasi dari sang ibunda yang setiap selesai salat Subuh selalu membaca surat Al Isra.
"Waktu itu aku belum bisa baca Arab, belum bisa baca apapun, terus mama ngasih latinnya, dan memang kebetulan saat itu panas aku sampai 41, nggak bisa makan, dan lain-lainnya," ucap Davina.
Dikarenakan demamnya yang tak kunjung reda, Davina pun mengikuti saran sang ibu untuk membaca potongan ayat itu. Dia akhirnya membaca surat itu dalam bentuk latin, karena belum bisa membaca tulisan Arabnya.
"Pas aku baca, tiba-tiba nggak lama panas aku langsung turun, dan aku merasa di situ kayak manjur banget ya," ungkap aktris 21 tahun ini.
Baca Juga: Davina Karamoy Ternyata Kembar 5, Begini Ceritanya
Gara-gara kejadian itu, Davina terketuk hatinya hingga memutuskan untuk jadi mualaf.
"Mulai dari situ aku mulai, nggak tahu ya tiba-tiba apa ya, bahasanya hidayah kali ya, tapi aku juga nggak mencari sebenarnya, nggak kayak nyari di YouTube, tapi memang mungkin ini petunjuk buat aku," ucap Davina.
Davina yang sudah pulih dari sakit kemudian langsung mulai belajar tentang Islam dimulai dari wudhu hingga salat lima waktu.
Tidak Cari Jati Diri
Davina Karamoy mengatakan momen dirinya sakit parah hingga jadi mualaf itu terjadi ketika SMA. Di usia belasan tahun itu, dia memutuskan memeluk agama Islam tanpa paksaan dari keluarga atau orang tuanya.
"Aku mualaf sejak SMA kelas 2, apa kelas 3 gitu," ucap Davina Karamoy di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan baru-baru ini.
Davina mengaku proses mualafnya terjadi ketika tak sedang mencari jati diri. Pasalnya dia pun semula yakin saja dengan agama keturunannya, yakni Kristen.
"Dari awal aku nggak nyari sama sekali. Sudah memeluk agama dari kecil nggak mau nyari lain, cuma saat itu ditunjukin sama Allah," pungkasnya.
Kontributor : Trias Rohmadoni