Beda Respons UAS dan UAH Soal Nasab Habib Bahar bin Smith, Mengakui vs Netral?

Rabu, 26 Juni 2024 | 16:31 WIB
Beda Respons UAS dan UAH Soal Nasab Habib Bahar bin Smith, Mengakui vs Netral?
Habib Bahar Bin Smith. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Habib Bahar bin Smith menuai sorotan publik belakangan ini. Hal ini buntut perseteruannya dengan Rhoma Irama terkait nasab habib atau keturunan nabi di Indonesia.

Perseteruan ini bermula saat Rhoma Irama yang mengungkit sebuah ceramah seorang habib yang menyebut keturunan nabi pasti masuk surga meski ahli maksiat.

Pernyataan yang dilontarkan oleh Raja Dangdut itu membuat Habib Bahar bin Smith meradang. Ia menyebut apa yang dikatakan Rhoma Irama hanyalah fitnahan belaka.

"Habib siapa yang ngomong begitu? Kalau habib pasti masuk surga meski dia bermaksiat, meski dia mabuk, pasti masuk surga," kata Habib Bahar.

Baca Juga: Tak Cuma Rhoma Irama, UAS Pernah Bongkar Nasab Habib Bahar bin Smith: Panjang Kali Ceritanya...

"Jaga kau punya mulut Rhoma, jangan fitnah. Kalau memang ada habib yang ngomong begitu, saya Bahar bin Smith akan bantai itu habib di depan Rhoma Irama," imbuhnya.

Buntut dari perseteruan ini, ada banyak pihak yang kemudian kembali mempertanyakan garis keturunan dari Habib Bahar bin Smith.

Rhoma Irama, Habib Bahar bin Smith [kolase]
Rhoma Irama, Habib Bahar bin Smith [kolase]

Terkait hal ini, Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Ustaz Adi Hidayat (UAH) memiliki respons yang berbeda terkait dengan perkara nasab Habib Bahar bin Smith yang kini sedang diperbedatkan.

UAS Akui Nasab Habib Bahar bin Smith

UAS mengakui nasab Ba'alwi milik Habib Bahar bin Smith. Hal ini terjadi saat UAS menjadi penceramah di acara Habib Bahar bin Smith.

Baca Juga: Rhoma Irama Lulusan Mana? Raja Dangdut Berseteru dengan Habib Bahar bin Smith Soal Garis Keturunan Nabi

Melansir unggahan kanal YouTube Habib Bahar bin Smith, UAS pernah memberikan penjelasan terkait silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW.

UAS mengawali penjelasan silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW dari anak yang bernama Muhammad Al Baqir, Musa Al Kadim, Ismail, dan Ali Al Uraydi.

Garis keturunan ini lantas tersambung kepada anak laki-laki bernama Muhammad An Naqib yang kemudian memiliki anak bernama Isa Ar Rumi.

Isa ar Rumi memiliki keturunan bernama Ahmad bin Isa ar Rumi yang memiliki nama belakang Al Muhajir karena pernah berhijrah dari Irak menuju Yaman.

Ahmad bin Isa ar Rumi lalu mempunyai anak bernama Ubaidullah dan Alawi. Keturunan dari Alawi inilah yang kemudian disebut dengan Ba'Alawi.

"Kemudian turun ke bawah inilah yang banyak marga-marga yang sampai ke Nusantara, di antaranya As Saqaf. Tapi karena orang kita sulit menulis Assaqaf jadi Assegaf," ujar UAS.

Beberapa marga keturunan Nabi lainnya yang disebutkan oleh UAS adalah Al Hadad, Al Jifri, Alidrus, bin Shihab, bin Yahya, bin Syekh Abu Bakar, hingga Habib Bahar bin Smith.

"Cucu cicitnya itulah yang ada bersama kita hari ini, Sayyidi Al Habib Bahar bin Smith. Ustaz mau nyebut Habib Bahar bin Smith panjang kali ceritanya," terang UAS.

UAH Netral soal Perdebatan Nasab Habib Bahar bin Smith

UAH bersikap netral di tengah-tengah perdebatan panas soal nasab Ba'alwi. Ia enggan membela Habib Bahar bin Smith ataupun Rhoma Irama yang kini sedang berseteru.

Melansir dari unggahan kanal YouTube-nya Adi Hidayat Official, UAH mengingatkan bila seluruh manusia yang lahir di dunia adalah keturunan Nabi Adam AS.

"Saat Allah menciptakan seluruh anak cucu Adam, dalam proses penciptaan itu lalu menghadirkan roh dan menyatukannya dengan jasad," terang UAH.

Sambil mengutip beberapa hadis dan ayat Al Quran, UAH turut memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara Allah SWT menciptakan semua keturunan Nabi Adam AS.

"Kala roh ditiupkan dan disatukan dengan fisik maka di situ kemudian terjadi satu komitmen antara Allah Subhanahu Wa Ta'ala pencipta dengan makhluk yang tercipta," ungkap UAH.

Pendakwah ini  kemudian berharap agar  perkara garis keturunan Nabi Muhammad SAW diketahui oleh umat Islam sebagai ilmu pengetahuan, bukan malah memicu perdebatan.

"Pelajari, pahami, dan ketahui. Sehingga dengan mempelajari itu kita mengerti. Dengan mengerti itu timbul ada ingatan dalam diri kita untuk kita jadikan sebagai pedoman," ungkap UAH.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI