Dear Anofial Asmid! Asal Usul Gelar Haji Cuma Siasat Kolonial Belanda, Kok Ngebet Minta Atta Dipanggil Haji

Rifan Aditya Suara.Com
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:25 WIB
Dear Anofial Asmid! Asal Usul Gelar Haji Cuma Siasat Kolonial Belanda, Kok Ngebet Minta Atta Dipanggil Haji
Atta Halilintar (Instagram/@attahalilintar) - Dear Anofial Asmid! Asal Usul Gelar Haji Cuma Siasat Kolonial Belanda, Kok Ngebet Minta Atta Dipanggil Haji
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Netizen mengatai Anofial Asmid sebagai sosok gila hormat ketika Atta Halilintar tak dipanggil haji. Kejadiannya ketika MC acara pertunangan Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid tidak memanggil Atta Halilintar dengan sebutan haji. Apakah panggilan haji memang perlu disematkan pada seserang yang sudah berangkat haji? Mari kita cek bersama asal usul gelar haji.

Unggahan Lambe Turah yang berisi momen Anofial Asmid protes karena Atta Halilintar tak dipanggil haji itupun vira dan menuai cibiran. Ada netizen yang menyebut kalau keluarga tersebut gila hormat.

Seperti yang telah diketahui, kakak kandung Thariq Halilintar bersama istrinya, Aurel Hermansyah baru saja melaksanakan ibadah haji. Momen tersebut juga dibagikan di channel youtube mereka.

Asal Usul Gelar Haji

Tradisi khusus menyematkan gelar haji di depan seseorang yang sudah melaksanakan haji ternyata terjadi hanya di Indonesia. Penyematan gelar haji tersebut ada sejak zaman kolonial Belanda, dimulai sekitar tahun 1916.

Pemberian gelar haji digagas oleh Belanda untuk memberikan tanda atau simbol khusus kepada rakyat Indonesia yang baru saja kembali dari Tanah Suci. Pemberian gelar itu berkaitan dengan pemberontakan tokoh Islam pada masa itu yang mendukung tokoh kemerdekaan.

Tokoh besar seperti Ahmad Dahlan dan Hasyim Asyari membentuk organisasi Islam masing-masing Organisasi Islam Muhammadiyah dan Organisasi Islam Nahdlatul Ulama setibanya di tanah air dari Arab Saudi.

Kedua organisasi tersebut kompak memberontak kepada kolonialisme Belanda dan juga bersatu dengan partai nasionalisme Indonesia. Setiap orang yang kembali dari melaksanakan ibadah haji juga dianggap oleh masyarakat sebagai orang suci, sehingga pendapat mereka menjadi lebih didengarkan.

Hal ini membuat Belanda khawatir, Belanda memberi gelar haji kepada setiap rakyat Indonesia yang kembali ke tanah air pasca melaksanakan ibadah haji. Tujuan dari gelar tersebut adalah sebagai penanda, agar Belanda mudah mengenali mereka jika terjadi pemberontakan.

Jika kamu mencari apakah di negara lain seperti di Timur Tengah memiliki gelar haji yang disematkan kepada orang yang sudah melaksanakan haji, kamu tidak akan bisa menemukannya.

Baca Juga: 234 Jemaah Haji Indonesia Wafat di Tanah Suci, Kemenag Sebut Jumlahnya Turun Ketimbang Tahun Lalu

Pemberian gelar ini hanya terjadi di Indonesia dengan asal usul gelar haji tersebut di atas. Tradisi penyematan gelar tersebut dilestarikan sampai sekarang, terlepas dari masyarakat sudah mengetahui atau tidak asal usulnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI