Suara.com - Tajikistan, sebuah negara mayoritas Muslim di Asia Tengah, telah menjadi sorotan dunia setelah mengesahkan undang-undang yang melarang penggunaan hijab pada pekan lalu. Langkah ini merupakan bagian dari serangkaian peraturan yang semakin memperketat larangan terhadap simbol dan praktik keagamaan.
Berikut adalah tujuh larangan yang diberlakukan di Tajikistan yang berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat Muslim setempat, dirangkum dari Euro News.
1. Larangan Penggunaan Hijab dan Pakaian Keagamaan
Parlemen Tajikistan telah mengesahkan undang-undang yang melarang penggunaan hijab dan pakaian keagamaan lainnya di tempat umum. Alasan di balik larangan ini adalah untuk "melindungi nilai-nilai budaya nasional" dan "mencegah takhayul serta ekstremisme".
Peraturan ini diperluas hingga mencakup tempat-tempat umum, sekolah, dan tempat kerja. Warga yang melanggar aturan ini akan dikenakan denda yang signifikan, mulai dari 7.920 somoni (sekitar Rp12,1 juta) hingga 57.600 somoni (sekitar Rp88,1 juta) bagi tokoh agama.
2. Anak di Bawah 18 Tahun Dilarang Masuk Masjid
Anak-anak di bawah 18 tahun dilarang memasuki masjid tanpa izin khusus. Larangan ini diterapkan dengan alasan untuk melindungi anak-anak dari pengaruh ekstremisme dan memastikan mereka fokus pada pendidikan formal.
Baca Juga: Terpesona dengan Ibadah Haji, Kisah Wanita Non-Muslim Penasaran Ingin Pergi ke Mekkah
3. Penutupan Ribuan Masjid
Pada tahun 2017, Komite Urusan Agama Tajikistan mengumumkan penutupan 1.938 masjid dalam satu tahun. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengendalikan kegiatan keagamaan dan mencegah penyebaran ideologi yang dianggap ekstremis.
4. Masjid Dialihfungsikan Jadi Kedai Teh dan Pusat Kesehatan
Beberapa masjid yang ditutup tersebut kekinian diubah fungsinya menjadi kedai teh dan pusat kesehatan. Langkah ini adalah bagian dari kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah masjid dan mengalihkan fungsi bangunan-bangunan tersebut ke layanan masyarakat yang lebih umum.
5. Larangan Tradisi Idul Fitri
Beberapa masjid diubah fungsinya menjadi kedai teh dan pusat kesehatan. Langkah ini adalah bagian dari kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah masjid dan mengalihkan fungsi bangunan-bangunan tersebut ke layanan masyarakat yang lebih umum.
6. Cukur Paksa Janggut
Laporan menunjukkan bahwa penegak hukum Tajikistan sering mencukur paksa laki-laki yang memiliki janggut lebat. Meskipun tidak ada hukum resmi yang mengatur tentang larangan janggut, tindakan ini mencerminkan kecurigaan pemerintah terhadap pria berjanggut sebagai tanda potensial dari ekstremisme agama.
7. Orang Tua yang Menyekolahkan Anak ke Luar Negeri untuk Pendidikan Agama Kena Sanksi
Undang-undang Tanggung Jawab Orang Tua di Tajikistan melarang orang tua menyekolahkan anak mereka ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan agama. Jika ditemukan pelanggaran, orang tua akan dikenakan sanksi berat.
Baca Juga: Patung Sapi yang Digunakan Takbiran Ini Bikin Warganet Salah Fokus, Bentuknya Aneh
Itulah tujuh larangan terkait aktivitas keagamaan yang diterapkan oleh Tajikistan. Larangan-larangan ini memicu perdebatan dunia tentang hak beragama dan kebebasan beribadah di negara Muslim tersebut.