Sang Ayah Protes Gegara Atta Halilintar Dipanggil Tanpa Gelar Haji: Memang Hukumnya Wajib?

Senin, 24 Juni 2024 | 22:00 WIB
Sang Ayah Protes Gegara Atta Halilintar Dipanggil Tanpa Gelar Haji: Memang Hukumnya Wajib?
Atta Halilintar bersama ayah dan ibunya. (Instagram/ halilintarasmid)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Acara tunangan Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid pada Minggu (23/6/2024) menuai banyak sorotan. Salah satunya adalah momen ketika Halilintar Anofial Asmid, sang ayah, protes perkara gelar ‘Haji’ Atta Halilintar yang tak disebut oleh MC.

Pada momen tersebut, Atta Halilintar menjadi perwakilan keluarga Thariq Halilintar untuk menyampaikan tujuan keluarganya melamar Aaliyah Massaid. Namun, pembawa acara saat itu memanggil Atta Halilintar tanpa diawali dengan ‘Haji’.

"Kita dengarkan bersama maksud dan tujuan keluarga besar dari bapak Halilintar. Kalau gitu yang kami hormati bapak Atta Halilintar untuk dapat menyampaikan maksud dan tujuannya," ujar pembawa acara dalam lamaran Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar.

Mendengar hal tersebut, sang ayah langsung protes.

Baca Juga: Kini Lengkap Hadiri Lamaran Thariq, Kenapa Dulu Gen Halilintar Tak Datang ke Acara Atta Halilintar?

"Pak haji, pak haji lupa," koreksi ayah Atta Halilintar.

"Oh iya, bapak haji Atta Halilintar. Semoga hari ini bawa air zam zam juga, ya, mas," ralat pembawa acara.

Ucapan ayah Atta Halilintar itu lantas menuai banyak komentar dari warganet. Pasalnya, menurut sebagian warganet, gelar ‘Haji’ bukanlah sesuatu yang wajib untuk dicantumkan.

Namun sebenarnya, bagaimana hukum Islam dalam memandang penggunaan gelar ‘Haji’?

Menjelaskan hal ini, Ustaz Adi Hidayat mengatakan, gelar ‘Haji’ tidak ada hukum wajibnya dalam Islam. Hal ini karena ibadah haji memiliki tujuan untuk bertakwa kepada Allah SWT.

Baca Juga: Ameena Bikin Atta Halilintar Ketar-Ketir Saat Pulang Haji, Ngaku Mau Nikah! Siapa Calonnya?

“Ibadah itu tidak melahirkan gelar seperti gelar-gelar dunia. Yang paling dikejar oleh ibadah adalah predikat takwa. Karena itu setiap ibadah puncaknya takwa, salat puncaknya takwa. Al-Qur'an surat 2 ayat 2 sampai 3,” jelas Ustaz Adi Hidayat dalam kanal Youtube AL HANIF.

“Kemudian puasa untuk bertakwa, Al Baqarah ayat 183. Begitupun haji untuk bertakwa Al-Qur'an surat ke-2 ayat 197, ‘Berbekallah saat akan haji, bekal terbaik itu takwa’, jadi bukan mencari gelarnya, karena ibadah itu tidak melahirkan gelar,” imbuhnya.

Terkait gelar ‘Haji’ sendiri, berasal dari ucapan orang-orang Arab sebagai pengingat untuk tidak melakukan maksiat. Ucapan itu mengingatkan orang tersebut kalau dirinya sudah berhaji sehingga harus bisa menjaga perbuatan dan perilakunya.

Oleh sebab itu, tidak ada hukum wajib menggunakan gelar ‘Haji’. Ustaz Adi Hidayat mengatakan, jika seseorang merasa tersinggung namanya tidak dipanggil dengan kata ‘Haji’, maka ibadahnya belum maksimal.

“Jadi tidak perlu repot juga misalnya pulang haji enggak dipanggil ‘Haji’, antum perasaan enggak enak. Nah itu menunjukkan bahwa hajinya belum maksimal,” pungkasnya.

Di Indonesia sendiri, gelar Haji dipakai pada zaman penjajahan Belanda sebagai tanda seseorang yang telah melakukan ibadah tersebut. Penggunaan gelar haji ini akhirnya mulai digunakan pada tahun 1916. Pemberian gelar haji ini pun digagas oleh para penjajah Belanda demi memberikan tanda atau simbol untuk setiap rakyat Indonesia sekembalinya dari Tanah Suci.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI