Asal Usul Gelar Haji di Indonesia: Dijadikan Modal Politik Raffi Ahmad, Padahal Dulunya Akal-akalan Penjajah

Farah Nabilla Suara.Com
Senin, 24 Juni 2024 | 11:39 WIB
Asal Usul Gelar Haji di Indonesia: Dijadikan Modal Politik Raffi Ahmad, Padahal Dulunya Akal-akalan Penjajah
Poster kampanye Raffi Ahmad dan Jeje Govinda (Instagram/raffinagita1717)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gelar Haji Raffi Ahmad kini jadi perbincangan karena dipakai dalam rencana politiknya. Lantas seperti apa asal-usul gelar haji di Indonesia?

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 semakin dekat. Sejumlah bakal calon mulai bermunculan, termasuk dari kalangan selebriti. Salah satu yang mencuri perhatian publik adalah sosok artis dan presenter Raffi Ahmad. Pada Mei 2024 lalu, nama suami Nagita Slavina ini masuk dalam bursa bakal calon Wakil Gubernur Jawa Tengah.

Namun, belum lama ini, foto Raffi terpampang dalam salah satu poster. Ia diduga akan mencalonkan diri sebagai Bupati Bandung Barat.

Poster tersebut bahkan diunggah oleh akun Instagram pribadi Raffi Ahmad @raffinagita1717. Dalam unggahan itu, Raffi didampingi adik iparnya, Jeje Govinda yang diduga sebagai bakal calon Wakil Bupati Bandung Barat.

Baca Juga: Geni Faruk Ngotot Thariq Halilintar Sudah Haji Sejak Usia 2 Bulan, Ekspresi Atta Disorot: Kayak Malu Dengernya

"Sampurasun Jawa Barat, Gaskeun Bandung Barat," bunyi caption yang disertakan Raffi Ahmad, dilansir dari akun @raffinagita1717 pada Senin (24/6/2024).

Raffi Ahmad dan Jeje Govinda diduga calonkan diri sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat (Instagram/@amanatnasional)
Raffi Ahmad dan Jeje Govinda diduga calonkan diri sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat (Instagram/@amanatnasional)

Penggunaan gelar ‘Haji’ yang ada di depan nama Raffi Ahmad menjadi sorotan. Warganet menilai, penggunaan gelar tersebut hanya akal-akalan untuk mendapatkan simpati masyarakat jelang Pilkada Serentak 2024.

"Aa nggak usah dikasih haji, baru naik haji nggak ada istilah gelar Pak Haji & Bu Haji," tulis salah satu warganet.

"Pakai gelar haji buat masuk politik dong," sambung warganet lainnya.

Menilik hal tersebut, menarik kiranya menelusuri asal-usul pemakaian gelar haji di Indonesia. Lantas bagaimana sejarahnya? Berikut ulasannya.

Baca Juga: Ayah Atta Halilintar Protes Gelar Haji Anaknya Tak Disebut Saat Thariq Halilintar Lamaran, Memangnya Wajib?

Asal-usul gelar Haji di Indonesia

Menurut buku ‘Haji: Ibadah yang mengubah Sejarah Nusantara’ karya Kyota Hamzah, gelar haji di Indonesia merupakan tradisi yang pertama kali diterapkan pada 1916.

Mundur jauh ke belakang, tepatnya pada 1859, pemberian gelar haji di Indonesia diinisiasi oleh pemerintah kolonial Belanda.

Hal ini lantaran orang-orang yang mampu pergi haji dianggap lebih tinggi derajatnya, seperti ulama dan pejabat.

Menurut Belanda, ketika itu kalangan ulama dan pejabat adalah orang-orang yang memiliki pengaruh sehingga mudah didengar oleh masyarakat.

Inilah yang menjadi kekhawatiran Belanda. Mereka menganggap pengaruh yang dimiliki para haji dapat memicu pemberontakan terhadap pemerintah kolonial.

Karena itulah, gerak-gerik orang-orang yang sudah berhaji perlu diawasi, sekiranya ada perbedaan pendapat dengan pemerintah kolonial.

Pemerintah Hindia Belanda lalu membuat aturan khusus untuk Jemaah haji di Indonesia, yang isinya memberikan penanda khusus bagi mereka yang sudah pergi haji.

Melalui peraturan ini, mereka yang sudah bergelar haji, wajib mengenakan pakaian khusus, berupa serban, jubah dan peci warna putih.

Tak hanya itu, gelar ‘Haji’ juga harus disematkan di namanya, agar petugas mudah mengawasi gerak-gerik mereka di tengah masyarakat.  

Lebih luas dari itu, peraturan yang dibuat Belanda itu juga mewajibkan masyarakat melaporkan siapa saja yang akan berangkat maupun yang baru pulang menunaikan ibadah haji.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI