Tips Mengelola Keuangan di Usia 40-an: Dana Pensiun Tak Boleh Ditunda!

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 21 Juni 2024 | 12:40 WIB
Tips Mengelola Keuangan di Usia 40-an: Dana Pensiun Tak Boleh Ditunda!
Tips Mengelola Keuangan (Freepik/jcomp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebutuhan finansial setiap orang berbeda-beda. Bahkan, di setiap tahap usia, cara mengelola finansial pun akan berbeda. Buat Anda baru di usia 20-an, mungkin akan dimaklumi jika belum memasuki fase financial freedom. Tapi jika Anda sudah masuk usia 40-an, maka idealnya finansial sudah tertata baik.

Namun kenyataannya sering kali berkata lain. Faktanya, untuk fokus pada manajemen keuangan tidaklah mudah. Kompleksitas pengeluaran sering malah menimbulkan masalah baru, seperti dana tidak cukup untuk memenuhi keperluan hingga terlilit utang dan tidak mampu membayarnya. Dan ini bisa terjadi di fase usia berapa pun.

Nah, mengingat manajemen keuangan menjadi semakin vital di usia menjelang 40-an ini, Anda harus pastikan finansial dapat terjaga hingga jangka panjang. Bagaimana caranya? Mari lakukan "financial checklist" seperti yang disarankan oleh Faculty Head Sequis Quality Empowerment Yan Ardhianto, AWP, RFP, IPP berikut ini:

1. Dana Pensiun Tak Boleh Ditunda

Baca Juga: 5 Tips Menabung ala Orang Jepang untuk Mencapai Tujuan Keuangan

Pada usia 40-an, bukan lagi saat untuk Fear of Missing Out (FOMO) atau rasa khawatir lifestyle tertinggal dari orang lain, karena gaya hidup seperti ini hanya akan membuat uang Anda bisa habis tergerus demi memenuhi keinginan menjadi seperti orang lain.

Hal bijak yang justru harus Anda lakukan adalah merencanakan pensiun. Dan ini sudah tidak boleh ditunda lagi, alias wajib jadi prioritas. Menyiapkan dana pensiun dapat dilakukan dengan mengikuti program tabungan pensiun di bank, berinvestasi untuk mengoptimalkan dana pensiun, seperti investasi di obligasi, reksadana atau program dana pensiun atau DPLK pribadi dari lembaga keuangan bank atau dari perusahaan asuransi.

Anda dapat memilih salah satu program atau melakukan diversifikasi dalam berbagai aset untuk mengurangi risiko fluktuasi pasar. Terutama jika melalui instrumen investasi, misalnya Asuransi Retirement Life Plan dari Sequis yang memiliki manfaat pensiun 100% dari Uang Pertanggungan jika Tertanggung tetap hidup pada usia pensiun berdasarkan plan yang dipilih, manfaat meninggal dunia hingga 200% jika Tertanggung meninggal dunia dalam masa pertanggungan asuransi, dan terdapat nilai tunai selama masa perlindungan.

“Jika saat pensiun, Anda ingin tetap dapat hidup nyaman seperti masa sekarang, tidak cukup hanya mengandalkan sisa tabungan atau BPJS Tenaga Kerja. Saat usia produktif dan sudah memiliki pendapatan, sebaiknya Anda sudah mempersiapkan dana pensiun. Dapat dimulai dengan mengalokasikan 10% hingga 20% setiap bulan untuk tabungan pensiun. Naikkan terus persentasenya jika ada tambahan pendapatan, seperti mendapat bonus, kenaikan gaji, atau dari pendapatan lainnya,” kata Yan Ardhianto dalam keterangannya.

2. Siapkan Asuransi

Baca Juga: 6 Perilaku Boros yang Jarang Disadari, Jangan Mudah Tergiur Diskon!

Memasuki usia 40-an, umumnya risiko kesehatan juga makin meningkat sehingga perlu menyiapkan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan sejak usia masih produktif dan masih sehat agar jika terkena risiko sakit, bisa segera mendapatkan pengobatan medis dan finansial keluarga juga tidak terganggu.

3. Siapkan Dana Darurat

Dana darurat fungsinya untuk persiapan jika harus dihadapkan pada situasi tidak terduga, seperti tagihan mendadak, kehilangan pekerjaan, atau perawatan medis mendesak.

Dana darurat akan terasa manfaatnya saat nanti Anda membutuhkan uang tunai dalam jumlah besar tanpa perlu meminjam atau menggadaikan barang juga tidak perlu mencairkan dana investasi. Yan menyarankan untuk menyisihkan minimal 10% untuk dana darurat. Minimal dana darurat di tabungan sebesar 3-6 kali gaji yang dimiliki.

4. Segera Cek Utang Anda

Salah satu yang membuat banyak orang sulit meningkatkan kesejahteraan karena memiliki kebiasaan berutang konsumtif. Jika Anda bermaksud berutang, rumuskan cara mengembalikan uangnya. Misalnya, persediaan uang untuk mencicil selama waktu yang ditentukan, apakah suku bunga bersifat tetap atau fluktuatif, tingkat inflasi yang selalu meningkat.

Pesan Yan, jika memiliki utang, bayarlah sesuai tanggal tagihan agar tidak terkena denda. Jangan bayar utang dengan metode minimum payment, tetapi sesuai nominal tagihan atau lunasi jika memiliki kelebihan dana.

“Kita perlu mengelola utang untuk menjaga kestabilan keuangan keluarga dan menjaga reputasi finansial di mata kreditur jika suatu hari membutuhkan fasilitas kredit dari lembaga keuangan. Hal ini karena status utang dapat di cek di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang dikelola oleh OJK,” saran Yan.

5. Cek Kembali Dana Pendidikan Anak

Jika Anda memiliki anak, maka Anda perlu membuat perencanaan dana pendidikan. Alokasikan 10% dari pendapatan dan tambah terus persentasenya karena biaya pendidikan bersifat fluktuatif.

Salah satu cara memenuhi dana pendidikan dapat memanfaatkan asuransi pendidikan karena ada manfaat asuransi jiwa bagi orang tua sebagai pencari nafkah. Salah satunya adalah asuransi pendidikan dwiguna (endowment) yang disediakan Sequis, yaitu Sequis EduPlan Insurance. Asurans ini menyediakan manfaat dana pendidikan sampai masa asuransi berakhir meski Tertanggung meninggal dunia, preminya tetap sehingga keuangan keluarga dapat terjaga, dan terdapat nilai tunai selama masa perlindungan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sekolah anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI