Suara.com - Jelang persiapan pernikahan, Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar kedapatan mengunjungi Pura Mangkunagaran Solo. Keduanya juga bertemu dengan Raja Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
Namun yang cukup menarik dari kunjungan tersebut, Aaliyah Massaid terlihat menawan dengan outfit of the day alias OOTD ethnic look kasual, lantaran memakai sneakers.
Perlu diketahui, karena Keraton Mangkunegaran merupakan bangunan kerajaan yang memiliki keistimewaan, sekaligus tempat para raja tinggal. Maka kesopanan sangat dijunjung tinggi di tempat tersebut. Salah satunya mewajibkan pemakaian kain atau rok yang sopan saat mendatanginya.
Aaliyah snediri tampil menawan dengan kebaya kutu baru dengan motif batik sederhana, dipadukan kain batik lulut sebatas lutut dan dipadukan sneakers. Gaya busana ini bisa dimanfaatkan bagi yang ingin mendatangi acara formal, tapi sekaligus mengedepankan kenyamanan.
Dengan memilih sneakers dibanding heels atau sandal wedges, OOTD ethnic look kasual seperti yang dikenakan Aaliyah akan tetap membuat nyaman meski berkeliling dan berjalan jauh.
Fakta menarik Pura Mangkunegaran
Selain sebagai tempat tinggal para raja, Pura Mangkunegaran juga merupakan bangunan istimewa karena kerap dijadikan lokasi acara intimate dan khidmat, seperti pesta pernikahan hingga upacara adat.
Berikut ini fakta menarik Pura Mangkuneran dirangkum suara.com melalui situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kamis (20/6/2024).
1. Sebagai cagar budaya Surakarta (Solo)
Baca Juga: Dijamu Sebelum Nikah, Beda Sikap Geni Faruk ke Aaliyah Massaid dan Aurel Hermansyah Disorot
Bangunan ini awalnya merupakan pusat kerajaan otonom dari Kadjpaten Mangkunegara, yang memiliki tentara sendiri, hingga akhirnya bergabung dalam NKRI pada 1946.
Tapi akibat revolusi sosial di Solo akhirnya pada 1945 hingga 1946, Mangkunegaran tidak lagi berdaulat dan kini masih berfungsi sebagai cagar budaya yang pengelolaannya dilakukan turun temurun dari keluarga.
2. Bangunan sudah ada sejak 1575
Bangunnya ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka, karena saat itu jadi tempat berdirinya kerajaan Mangkunegaran, hasil dari perjanjian Salatiga antara Sunan Pakubuwana III dengan Raden Mas Said di Salatiga disaksikan oleh perwakilan Sultan Hamengkubuwana I dan VOC.
Hasilnya Raden Mas Said sebagai pendiri Mangkunegaran memerintah di wilayah Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang sebelah utara dan Kedu. Ia memiliki gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I dan berkedudukan di Pura Mangkunegaran.
3. Terdapat Masjid Keraton Mangkunegaran
Masjid ini bernama masjid al-wushto, milik Keraton Pura Mangkunegaran, Surakarta yang sudah didirikan sejak 1295 hijriah atau 1878 masehi dan selesai pada 1918.
Pengelolaan Masjid dipercayakan kepada para pengurus yang diangkat menjadi Abdi Dalem Keraton Mangkunegaran. Sejak zaman penjajahan Belanda sampai beralih ke penjajahan Jepang, Masjid Al-Wustho tetap menjadi Masjid Keraton.
4. Tarian mahakarya Pura Mangkunegaran
Tidak hanya sebagai tempat menjabat, destinasi wisata sejarah ini juga jadi tempat terciptanya tarian Serimpi Mandrarini, karya besar budaya Jawa Tengah, dan dikenal sebagai ungkapan seni komunitas bangsawan pada zaman raja-raja Jawa pada masa itu.
Tarian ini terdiri dari 4 orang penari menggunakan properti seperti keris dan panah, yang sudah ada sejak lama di jaman Mataram. Kata serimpi sendiri memiliki arti empat. Mangkunegaran sendiri memiliki beberapa tari serimpi di antaranya Serimpi Mandrarini, Serimpi Pandelori, Serimpi Moncar, Serimpi Putri Cina.