Suara.com - Kehadiran media sosial buatan anak bangsa, Elaelo yang akan menggantikan X atau Twitter kini disambut dengan negatif oleh masyarakat.
Publik kini mengeluhkan Elaelo dari segi penamaan yang dinilai aneh. Kemudian ada segi teknis yakni aplikasi tersebut tak nyaman dan tak stabil kala dipakai.
Namun jauh sebelum ada Elaelo, masyarakat di dunia maya Tanah Air sudah terlebih dahulu mengenal media sosial Kaskus.
Seperti Elaelo, Kaskus adalah media sosial buatan anak bangsa. Namun soal penerimaan di masyarakat, Kaskus telah menjadi media sosial yang populer pada era 2000 hingga 2010 an. Mari mengenal seluk beluk tentang Kaskus.
Awal mula Kaskus
Kaskus awalnya diperuntukkan bagi mahasiswa luar negeri untuk membuat forum diskusi kecil.
Adapun Kaskus dirancang oleh tiga mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Seattle, Amerika Serikat yakni Andrew Darwis, Ronald Stephanus, dan Budi Dharmawan.
Ketiganya menjadikan Kaskus untuk menjadi wadah bagi mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk membentuk forum diskusi informal terkait berbagai topik.
Andrew, Ronald, dan Budi mengambil nama Kaskus dari kata kasak-kusuk.
Baca Juga: Fakta-fakta Elaelo: Aplikasi Pengganti X dari Pemerintah, Kini Tak Bisa Diakses?
Pengguna Kaskus awalnya hanya dalam angka puluhan dan ratusan. Namun hingga kini, Kaskus dikunjungi hingga 900 ribu orang perharinya, sebagaimana yang dilaporkan oleh Alexa.com.