Suara.com - Melaksanakan sholat Idul Adha harus diawali dengan niat, baik sebagai makmum maupun ketika shalat sendiri di rumah. Sholat Idul Adha secara berjamaah harus didahului dengan pembacaan niat. Sebagai makmum, kita harus membaca niat sholat Idul Adha makmum.
Niat merupakan bacaan pokok dalam pelaksanaan ibadah. Ibadah seseorang tidak akan sah apabila tidak didahului dengan niat.
Niat berfungsi untuk dua hal, pertama untuk membedakan antara aktivitas ibadah dan aktivitas biasa lainnya. Ibaratnya seperti ketika seseorang melakukan keramas biasa akan berbeda dengan ketika seseorang melakukan keramas yang diniatkan untuk mandi wajib.
Kedua, niat berfungsi untuk membedakan aktivitas ibadah yang satu dengan yang lainnya. Misalnya aktivitas sholat Idul adha dan sholat idul fitri. Bacaan niat keduanya berbeda.
Bacaan niat sholat idul Adha makmum juga berbeda dengan niat sholat idul adha imam. Perbedaan bacaan itu untuk menunjukkan dan membedakan mana pemimpin shalat dan mana jamaahnya.
Niat Sholat Idul Adha
Bagi kamu yang akan melaksanakan sholat Idul Adha sebagai makmum, baca niat sholat Idul Adha sebagai makmum berikut ini.
أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى مَأْمُوْمًاإِ للهِ تَعَــــــــالَى
Ushallî rak‘ataini sunnata-li ‘îdil adl-hâ ma’mûman lillâhi ta‘âlâ Artinya: “Aku niat melaksanakan shalat sunnah Idul Adha sebagai makmum karena Allah Ta‘âlâ.”
Bacaan yang lebih lengkap adalah sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًاإ للهِ تَعَالَى
Ushallî sunnata-li ‘îdil adl-hâ rak‘ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Aku niat melaksanakan shalat sunnah Idul Adha dua rakaat, menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta‘ala.”
Niat sholat Idul Adha dilafalkan menjelang takbiratul Ikhram. Disunnahkan melafalkan bacaan niat menjelang takbir dalam shalat apapun secara lisan untuk membantu meningkatkan kekhusyukan hati. Niat dapat menghindarkan kita dari gangguan hati dan pikiran selama melaksanakan shalat.
Tata Cara Sholat Idul Adha berjamaah
Sangat dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idul Adha secara berjamaah. Tidak hanya untuk laki-laki tetapi perempuan juga dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idul Adha berjamaah. Sementara bagi perempuan yang sedang haid atau berhalangan, dianjurkan untuk mendengarkan khutbah sholat Idul Adha.
Rasulullah saw, bersabda:
لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللَّهِ مَسَاجِدَ اللَّهِ، وَلَكِنْ لِيَخْرُجْنَ وَهُنَّ تَفِلَاتٌ
Artinya: "Janganlah kalian cegah para wanita Allah (untuk datang) ke masjid-masjid Allah. Biarkanlah mereka keluar dengan tanpa wewangian," (HR Bukhari dan Muslim).
Adapun tata cara melaksanakan sholat Idul Adha adalah sebagai berikut:
1. Lafalkan niat sholat Idul Adha untuk makmum jika kamu menjadi makmum.
2. Ucapkan takbiratul Ikhram dan letakkan tangan di atas pusar.
3. Baca doa iftitah
4. Lanjutkan dengan membaca takbir sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama.
5. Disela-sela melafalkan tujuh takbir tersebut, baca doa
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
"Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah wallahu akbar."
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar."
6. Lajutkan membaca surah Al-Fatihah, lalu sebagai makmum mengikuti imam membaca salah satu surah pendek dalam Al Quran.
7. Rukuk sambil membaca tasbih, Subhaana rabbiyal 'adzimi (3x)
8. Bangun dari rukuk (iktidal)
9. Sujud pertama
10. Duduk di antara dua sujud
11. Sujud kedua
12. Bangun dari sujud yang kedua sambil mengucapkan: Allahu akbar
13. Membaca takbir sebanyak lima kali untuk rakaat kedua dan di sela-sela takbir membaca tasbih sebagaimana pada rakaat pertama;
14. Mengikuti imam membaca surah Al-Fatihah
15. Mengikuti imam membaca salah satu surah atau ayat dalam Al-Qur'an, dianjurkan untuk membaca surah al-Ghâsyiyah.
16. Rukuk sambil membaca tasbih: Subhaana rabbiyal 'adzimi (3x)
17. Bangun dari rukuk (Iktidal)
18. Sujud pertama
19. Duduk di antara dua sujud
20. Sujud kedua
21. Duduk tasyahud akhir
22. Mengucapkan salam sambil memalingkan muka ke kanan dan ke kiri
Khutbah sebelum atau sesudah sholat?
Khutbah sholat Idul Adha biasanya dilaksanakan sesudah sholat. Mungkin ada yang membacakan khutbah sebelum sholat, tetapi pada umumnya khutbah dibacakan sesudah sholat Idul Adha.
Mendengarkan khutbah menjadi hal yang disunnahkan kepada jamaah sholat Idul Adha. Berikut contoh khutbah Idul Adha sesudah sholat.
Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Walillahil hamd.
Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad.
Ayyuhan naas, ittaqullaha haqqa tuqootih.
Innaa a’thainaakal-kautsar, fashollii li robbika wanhar, innaa syaaniaka huwal abtar.
Jama’ah rahimani wa rahimakumullah, jama’ah yang senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah …
Terkait dengan hari raya Idul Adha atau hari raya qurban, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ibadah ini berasal dari kisah Nabi Ibrahim saat ingin menyembelih putranya Ismail. Kisah ini bisa ditelaah lebih jauh dalam surah As-Saffat ayat 99 – 111. Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya sendiri, Ismail ‘alaihis salam.
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 102)
Ketika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja. Pada usia tersebut, Ibrahim sangat mencintainya dan Nabi Ibrahim merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat. Saat anaknya seperti itulah, Ibrahim mendapatkan ujian berat.
Lihatlah ketika mendengar mimpi ayahnya untuk menyembelihnya, Ismail sangatlah patuh. Ia pun menyatakan dirinya bisa bersabar dan mendorong ayahnya untuk bersabar pula. Inilah yang seharusnya jadi teladan kita, yaitu patuh, sabar, dan tawakal kepada Allah. Mudahmudahan kita mendapatkan istri dan anak yang patuh pada Allah, sabar dan benar-benar bertawakal kepada-Nya, begitu pula kita menjadi orang yang demikian.
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya).” (QS. As-Saffat: 103)
“Dan Kami memanggilnya, “Hai Ibrahim.” (QS. As-Saffat: 104)
“Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat: 105)
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. As-Saffat: 106)
Dengan sikapnya ini, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dipuji,
“Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat: 110).
Ibrahim termasuk orang yang berbuat baik (berbuat ihsan) dalam ibadah, bermuamalah baik dengan sesama, ia mendapatkan jalan keluar dari kesulitan yang ia hadapi, dan ia mendapatkan balasan yang baik.
Lalu disebutkan, “Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. As-Saffat: 111).
Pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim berqurban:
1. Ibrahim adalah orang yang taat pada perintah Allah.
2. Nabi Ibrahim tidak membantah wahyu, ia sangat patuh pada wahyu.
3. Kecintaan pada Allah lebih didahulukan oleh Nabi Ibrahim dari kecintaan pada anak.
4. Sifat anak yang saleh adalah patuh pada orang tua seperti patuhnya Ismail pada ayahnya Ibrahim.
5. Bersabar di balik kesulitan pasti akan datangkan kemudahan.
Semoga jadi pelajaran penuh manfaat. Aquulu qoouli hadza, wastaghfirullaha lii, innahu huwas samii’ul ‘aliim.
Amalan sunnah Idul Adha
Ada beberapa amalan sunnah yang dapat dilaksanakan oleh umat Islam di hari raya Idul Adha. Adapun amalan sunnah Idul Adha dirangkum dari berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1. Melafalkan takbir hari raya Idul Adha. Lafalnya adalah sebagai berikut:
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْد
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَه لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَكْبَرُ
Latin: Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illa Allaahu wa Allaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd
Allaahu akbar kabiira wal hamdu lillaahi katsiira wa subhaana Allaahi bukrataw wa ashiilaa laa ilaaha illa Allahu wa laa na'budu illa iyyaah mukhlishiina lahud diin, wa law karihal kaafiruuna laa ilaaha illa Allaahu wahdahu shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdahu, wa hazamal ahzaaba wahdahu, laa ilaaha illa Allahu akbar
2. Melaksanakan mandi sunnah sebelum berangkat shalat Ied Idul Adha.
3. Memakai wewangian dan mengenakan pakaian terbaik untuk shalat ied
4. Tidak makan sebelum shalat idul Adha
5. Melaksanakan shalat idul adha dan mendengarkan khutbah Idul Adha
6. Memberi ucapan selamat hari raya idul adha kepada setiap muslim yang dijumpai.
Demikian itu bacaan niat sholat Idul Adha makmum beserta dengan amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan di hari raya.
Kontributor : Mutaya Saroh