Suara.com - Sholat Idul Adha dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah. Sebelum berangkat sholat ied, ada amalan sunnah yang sebaiknya dilaksanakan yakni mandi. Untuk itu, diperlukan baca niat mandi sholat Idul Adha.
Anjuran mandi sebelum melaksanakan sholat sunnah ini termaktud dalam kitab Hsyiyah Al Bajuri jilid 1. Dalam fasal pembahasan mandi yang disunnahkan, disebutkan mandi ketika akan berangkat sholat Idul Adha.
غسل (العيدين) الفطروالاضحى
Artinya, “Dan (kedua) mandi dua id, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (Ibrahim al-Bajuri. Hasyiyah al-Bajuri Jilid 1. Dar al-Minhaj. 2016)
Baca Juga: 45 Ucapan Lebaran Haji yang Islami, Penuh Doa dan Harapan Baik Menyambut Hari Raya Idul Adha
Oleh karenanya, mandi sholat Idul Adha bukanlah mandi biasa. Pelaksanaannya harus disertai dengan membaca niat mandi sholat Idul Adha.
Bacaan niat mandi sholat Idul Adha
Bacaan niat mandi sholat Idul Adha itu adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ سُنَّةَ الْغُسْلِ لِعِيْدِ الْأَضْحَى
Nawaitu sunnatal ghusli li ‘Idil Adlha
Artinya, “Saya niat sunnah mandi Idul Adha.”
Waktu mandi yang tepat untuk menyambut sholat idul Adha adalah dilaksanakan pada hari raya Idul Adha, dimulai pada tengah malam pada tanggal 10 Dzulhijjah. Utamanya, mandi sunnah Idul Adha dilaksanakan setelah waktu subuh. Jika dilaksanakan pada tengah malam, hukumnya tidak sah atau tidak dihitung sebagai mandi Idul Adha.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Menerima Hewan Kurban dari Non Muslim? Buya Yahya Bilang Begini
Keutamaan mandi sholat Idul Adha
Mandi sholat Idul Adha tidak dianjurkan hanya untuk kalangan tertentu, tetapi untuk semua orang, baik laki-laki maupun perempuan.
Tidak hanya orang tua, tetapi juga sampai anak kecil, utamanya mereka yang dapat melaksanakan sholat ied Idul Adha tanpa halangan seperti perempuan yang haid atau nifas. Namun, meski berhalangan dianjurkan untuk melaksanakan mandi sholat Idul Adha.
Ada keutamaan tersendiri bagi yang melaksanakan sholat Idul Adha. Berikut beberapa keutamaan mandi sholat Idul Adha.
1. Kita membersihkan seluruh badan dari hadas kecil dan hadas besar.
2. Kita melaksanakan mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah saw, itu artinya kita melaksanakan ajaran nabi Muhammad saw, sebagaimana tertuang dalam hadist riwayat Ibnu Majah berikut ini,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. (HR. Ibnu Majah)
3. Kita mendapatkan pahala dari Allah Swt, menjadi semakin dekat dan bertakwa kepada Allah Swt.
4. Membuat diri sendiri dan orang di sekitar kita nyaman, utamanya saat sholat idul Adha berjamaah. Sehingga kita pun menciptakan suasana nyaman saat sholat berjamaah.
5. Tubuh kita menjadi segar dan bugar.
Setelah mandi, kita disunnahkan pula untuk memakai wangi-wangian, sama halnya ketika akan melaksanakan sholat sunnah lainnya secara berjamaah seperti sholat jumat dan sholat idul fitri.
Tata cara mandi sholat Idul Adha
Dalam melaksanakan mandi sholat Idul Adha ada tata cara mandi yang patut dilaksanakan. Tata cara mandi yang dicontohkan oleh rasul adalah sebagai berikut:
1. Dimulai dengan membaca niat. Bacaan niat mandi sholat Idul Adha tertera di atas.
2. Lanjutkan dengan basuh dan bersihkan kedua telapak tangan, ulangi sebanyak tiga kali. Hal ini sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad saw, yang disampaikan oleh Aisyah, istri nabi.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ فَبَدَأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثًا
Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya tiga kali… (HR. Muslim)
3. Sesudah membasuh tangan, lanjutkan dengan mengambil air wudhu.
4. Basuh rambut dan sela pangkal kepala. Lalu siramlah kepala tiga kali.
5. Siram anggota tubuh, termasuk lipatan atau bagian-bagian tersembunyi seperti ketika dan sela jari kaki.
Langkah-langkah tersebut di atas tertuang dalam hadist riwayat Bukhari, bunyinya sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi karena junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat, lalu memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan menggosokkannya ke kulit kepala. Setelah itu beliau menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya. (HR. Bukhari)
Demikian itu niat mandi sholat Idul Adha dan tata cara mandi sholat Idul Adha.
Kontributor : Mutaya Saroh