Suara.com - Puasa Arafah jadi salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji. Puasa itu dilaksanakan pada sehari sebelum perayaan Idul Adha yang disebut juga sebagai hari Arafah setiap tanggal 9 Dzulhijah dalam kalender Hijriah.
Namun, bagi perempuan terkadang berhalangan lakukan puasa Arafah karena sedang haid. Meski begitu, masih ada beberapa amalan lain yang bisa dilakukan. Wirda Mansur mengungkapkan nasihat ayahnya, Yusuf Mansur, bagi perempuan yang sedang haid tapi tetap ingin maksimal beribah selama hari Arafah.
Pada postingan Instagram story, Wirda membagikan isi pesan ayahnya yang ditanya seseorang mengenai persoalan tersebut.
"Maaf pak Ustadz mau nanya lagi kalau lagi haid tapi pengen dapat pahala puasa di bulan ini, itu amalannya gimana pak?" tanya seseorang itu lewat pesan WhatsApp kepada Yusuf Mansur, dikutip Minggu (16/6/2024).
Baca Juga: Puncak Ibadah Haji 2024: Jemaah Jalani Wukuf di Arafah, Ini Pesan Kemenag
Yusuf Mansur pun mengatakan kalau masih banyak amalan yang bisa dilakukan seorang muslimah agar tetap mendapatkan pahala meski tidak bisa berpuasa.
"Banyak amalan laen. Seluruh zikir, wirid, msh boleh. Sedekah2, boleh. Doa2, boleh. Dan semua, sangat dianjurkan," balas Yusuf Mansur.
"Tetep harus wudhu dulu gk sebelum wirid Ustadz ?" tanya orang itu lagi.
Yusuf Mansur pun menjawab, tidak perlu berwudhu untuk lakukan wirid maupun dzikir.
Diketahui bahwa setiao tanggal 9 Dzulhijah, para jamaah haji di Mekah akan melaksanakan wukuf atau berdiam di Padang Arafah. Tidak sekadar berdiam diri, mereka juga dianjurkan untuk berdoa serta berzikir. Sementara bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji, disunnahkan berpuasa. Itu sebabnya, pada tanggal 9 Dzulhijah disebut juga sebagai Hari Arafah.
Baca Juga: Menuju Puncak Haji: Ini Makna Mendalam Mengenai Wukuf di Arafah
Dikytip dari NU Online, beberapa ulama sebenarnya berbeda pendapat terkait penanaman atas Hari Arafah. Beberapa ada yang mengatakan Arafah diambil dari kata i’tiraf atau pengetahuan, karena pada Hari Arafah umat Islam mengetahui dan membenarkan Al-Haqq (Allah) sebagai satu-satunya Dzat yang harus disembah, Allah merupakan Dzat Yang Agung.
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Arafah diambil dari kata Arafa yang mempunyai makna bau yang harum. Artinya, dengan melaksanakan ibadah haji di Arafah, menunjukkan bahwa orang ingin bertobat kepada-Nya, melepas semua kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan, dan menghindar dari perbuatan dosa.
Dengan demikian, secara tidak langsung orang sedang berusaha untuk mendapatkan surga di sisi Allah, dan kelak akan memiliki bau yang harum di dalam surga.