Suara.com - Setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jemaah haji bergerak menuju Muzdalifah setelah terbenamnya matahari (waktu Maghrib). Muzdalifah sendiri merupakan area terbuka yang dijadikan sebagai lokasi mabit atau menginap oleh jemaah haji hingga waktu fajar.
Muzdalifah terletak di antara Makkah dan Mina. Luasnya mencapai 12,25 kilometer persegi, berada di antara Ma’zamain (dua jalan yang memisahkan dua gunung yang saling berhadapan) Arafah dan lembah Muhassir.
Bermalam di Muzdalifah hukumnya wajib dalam haji. Maka siapa saja yang meninggalkannya diharuskan untuk membayar dam. Namun bagi orang-orang yang lemah, seperti kaum wanita, orang-orang tua dan yang seperti mereka, boleh meninggalkan Muzdalifah setelah lewat tengah malam.
Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah SAW yang kala itu juga mengunjungi Muzdalifah usai wukuf di Arafah. Di tempat ini, beliau singgah untuk melangsungkan salat maghrib yang dijama' takhir dengan isya, dan kemudian bermalam hingga waktu subuh.
Baca Juga: Momong Ameena dan Azura di Rumah, Penampilan Geni Faruk Jadi Gunjingan
Di Muzdalifah jemaah haji mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah. Setelah subuh, mereka kemudian berangkat menuju ke Mina.
Apa yang dilakukan jemaah haji di Muzdalifah?
Dikutip Muhammadiyah, selama perjalanan ibadah ke dan di Muzdalifah dituntunkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Muzdalifah didatangi jemaah haji ketika matahari pada tanggal 9 Dzulhijah telah terbenam. Selama perjalanan dari Arafah menuju Muzdalifah dituntunkan untuk membaca talbiyah dan berdoa. Usai salat Maghrib dan Isya yang ditunaikam secara jama' takhir, jemaah haji bisa istirahat dan tidur hingga waktu fajar.
Sementara untuk yang berhalangan diperkenankan berhenti sejenak di Muzdalifah dengan tetap di kendaraan atau turun dari kendaraan dan meninggalkan Muzdalifah sebelum fajar.
Baca Juga: Beda Nasib Atta Halilintar dan Raffi Ahmad saat Haji: Bisa Cium Hajar Aswad vs Didatangi Polisi
2. Setelah menunaikan salat Subuh jemaah haji tetap dituntunkan untuk banyak berzikir dan berdoa dengan menghadap kiblat. Dalam hadis Jabir ditegaskan bahwa Nabi saw menghadap kiblat seraya berdoa membaca takbir berdzikir.
"...Kemudian beliau naik unta Qaswa meneruskan perjalanan sampai ke Masy’aril Haram (Muzdalifah). Sampai di sana beliau menghadap ke kiblat, berdoa, bertakbir, bertahlil dan membaca kaliamat tauhid. Beliau terus berada di atas untanya hingga keadaan sudah terang, lalu berangkat sebelum matahari terbit …" (H.R. Muslim).
3. Disunatkan mencari kerikil di Muzdalifah untuk melempar jumrah.
4. Setelah bermalan di Muzdalifah (berada di tempat itu melewati tengah malam, walaupun sebentar), lalu berangkat menuju Mina. Selama dalam perjalanan dituntunkan membaca talbiyah.
'Kuraib mengatakan: ‘Abdullah Ibn ‘Abbas dari al-Fal menyatakan bahwa Rasulullah Saw terus melakukan talbiyah sampai beliau tiba waktu melempar jumrah." (HR. al-Bukhari dan Muslim).