Bagaimana Hukum Puasa saat di Arab sudah Merayakan Hari Raya Idul Adha?

Jum'at, 14 Juni 2024 | 20:44 WIB
Bagaimana Hukum Puasa saat di Arab sudah Merayakan Hari Raya Idul Adha?
Bagaimana Hukum Puasa saat di Arab sudah Merayakan Hari Raya Idul Adha? (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penetapan Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah 1445 di Indonesia kali rupanya berbeda dengan Arab Saudi yang sudah terlebih dahulu merayakannya di hari Minggu, 16 Juni 2024. Lantas, bagaimana hukum puasa Arafah saat sudah ada yang merayakan hari raya Idul Adha di tempat lain?

Sebelumnya, perlu Anda tahu bahwa berdasarkan sidang isbat, 10 Dzulhijjah 1445 di Indonesia akan jatuh pada hari Senin, 17 Juni 2024, satu hari setelah Arab. Penetapan ini juga sesuai dengan libur nasional di hari tersebut.

Bagaimana hukum puasa di hari raya Idul Adha?

Dengan perbedaan di atas, itu berarti bahwa umat Muslim di Indonesia masih akan berpuasa saat umat Muslim di Arab sudah merayakan Idul Adha. Padahal, selama ini berpuasa di hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) adalah hal yang dilarang. 

Meski begitu, Anda tak perlu khawatir dengan apa yang akan terjadi di hari Minggu (16/6) mendatang. Pasalnya, umat muslim di Islam masih tetap bisa menjalankan puasa Arafah karena pada dasarnya perbedaan waktu lebaran adalah hal yang kerap ditemukan.

Melansir dari laman Pengadilan Agama Bojonegoro, rukyatul hilal satu wilayah atau mathla masing-masing daerah sehingga puasa Arafah mengikuti pemerintah negara masing-masing.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa puasa Arafah (9 Dzulhijjah) ketika di tempat lain sudah melangsungkan Idul Adha hukumnya boleh-boleh saja.

Aturan tersebut juga sempat dijelaskan Syekh Abdurrahman al-Jazri dalam Madzhab Syafi’i seperti berikut.

إذا ثبتت رؤية الهلال في جهة وجب على أهل الجهة القريبة منها من كل ناحية أن يصوموا بناء على هذا للثبوت والقرب يحصل باتحاد المطلع بأن يكون بينهما أقل من أربعة وعشرين فرسخا تحديدا أما أهل الجهة البعيدة فلا يجب عليهم الصوم بهذه الرؤية لاختلاف المطلع

“Ketika hilal ditetapkan terlihat di suatu daerah maka wajib bagi penduduk di daerah terdekat dari setiap penjuru untuk berpuasa berdasarkan penetapan ini. DAerah terdekat dapat dilihat dari kesamaan wilayah rukyatul hilal, seperti antara kedua daerah tersebut berjarak 24 farsakh. Sementara daera yang jauh maka tidak wajib berpuasa bagi penduduknya dengan adanya rukyah ini karena perbedaan rukyatul hilal,”

Niat puasa Arafah

Seperti puasa pada umumnya, puasa Arafah menjelang hari raya Idul Adha juga harus diawali dengan niat berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: Saya berniat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala

Demikianlah penjelasan mengenai hukum puasa saat wilayah lain sudah merayakan Idul Adha.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI