Suara.com - Pemain sayap Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen mengalami perjalanan spiritual yang penuh haru. Ragnar memutuskan untuk masuk Islam saat umurnya masih remaja.
Adapun proses Ragnar Oratmangoen mualaf ternyata tak terlepas dari sosok yang dekat dengan dirinya kala berkarier di Indonesia. Kini, Ragnar turut membagi kisahnya menemukan ajaran Islam.
Ragnar Oratmangoen sempat diajak salat
Ragnar tampak menahan tangis haru kala menceritakan terkait kehidupan spiritualnya, di Hotel Fairmont, Selasa (19/3/2024).
Pria kelahiran Oss, Belanda pada 21 Januari 1998 ini tumbuh dan besar di keluarga yang kental dengan ajaran Kristiani.
"Saya tidak lahir sebagai Muslim. Saya dibesarkan sebagai seorang Kristen," kata Ragnar ke wartawan.
Kakek Oratmangoen ternyata masih punya darah Indonesia. Akhirnya, Oratmangoen memutuskan untuk berkarier di tanah kelahiran nenek moyangnya itu.
Setibanya di Indonesia, Oratmangoen juga perlahan menerima ajaran Islam. Ia sempat menempuh pelatihan di akademi sepak bola pada usia remaja, ia memiliki seorang sahabat yang beragama Islam.
Ragnar dan sahabatnya itu kerap bertukar pikiran dan salah satunya soal keyakinan. Sempat terlontar pertanyaan dari Ragnar terkait kehidupan beragama sang sahabat itu.
Baca Juga: Belajar dari Thom Haye, Pemain Lambat Pemegang Peran Sentral di Balik Kelolosan Indonesia
Lalu dalam sebuah percakapan, Ragnar sempat bertanya soal ajaran Islam. Sang sahabat sontak menjelaskan bagaimana ajaran Islam bisa menuntun hidupnya.
"Mereka mengajarkan saya soal Tuhan dan bagaimana agama ini bisa membantu dalam hidup," cerita Ragnar.
Berkat penjelasan sang sahabat, hati Ragnar akhirnya tergerak untuk mempelajari ajaran Islam lebih dalam. Ia juga beberapa kali mengiyakan ajakan sang sahabat untuk salat bersama-sama di masjid.
"Teman saya sering mengajak ke masjid," lanjutnya.
Hati Ragnar juga selalu tenang kala mendengar azan yang dilantunkan di tempat ia latihan sepak bola.
Meski dididik dalam ajaran Kristiani, akhirnya Ragnar Oratmangoen memutuskan untuk memeluk agama Islam di usia dewasa.
Kultur puasa di Indonesia membuat Ragnar terkesima
Atlet muda bernama lengkap Ragnar Anthonius Maria Oratmangoen ini juga selalu antusias saat menyambut bulan Ramadan.
Ada satu hal yang membuat ia betah di Indonesia yakni kultur saat berpuasa. Ragnar mencatat bahwa ia telah 10 tahun merayakan Ramadan setelah ia mualaf pada usia 14 tahun.
"Saya juga sudah 10 atau 11 tahun melewati Ramadan," pungkas Ragnar Oratmangoen.
Kontributor : Armand Ilham