Eva mengatakan sejak pukul 04.00 WIB, ia sudah dijemput Marco ke rumahnya untuk mengurus segala prosesnya. Tujuannya untuk memastikan proses naturalisasi itu berjalan dengan lancar.
Keinginan kuat Gonzales untuk menjadi WNI membuatnya berusaha mematuhi semua persyaratan. Salah satunya, tidak pulang ke negara asalnya, yakni Uruguay, minimal lima tahun.
Selama itu, kata Eva, ayah Gonzales berada dalam kondisi sehat hingga meninggal dunia. Namun, suaminya rela tak pulang ke Uruguay demi bisa menerima label sebagai Warga Negara Indonesia.
"Mulai dari papanya Gonzales sehat, segar bugar sampai sakit, sampai stroke lalu koma dan meninggal ia tidak pernah pulang ke Uruguay. Sebegitu besarnya pengorbanan suami saya untuk bisa menjadi WNI," tutur Eva.
Sementara itu, Gonzales tidak menjadi mualaf saat menikah dengan Eva Siregar. Ketika menggelar pernikahan di tahun 1995, ia masih beragama Katolik. Namun, lama kelamaan hatinya terketuk.
Ketertarikannya terhadap agama Islam diawali dari seringnya mendengar suara azan saat berlatih dengan PSM Makassar. Gonzales pun mulai bertanya-tanya tentang hal ini ke Eva.
“Di dekat mess-nya PSM ada masjid, dia selalu dengar azan. Awalnya dia pikir itu orang nyanyi, terus mulai tanya-tanya,” ungkap Eva, dikutip Jumat (14/6/2024).
Bukan hanya itu, meski tak ikut melaksanakan salat Subuh, Gonzales tetap ikut bangun. Ia dikatakan takjub kala melihat istrinya berwudhu dan beribadah menggunakan mukena putih.
“Menurutnya Islam itu suci banget. Sebelum menghadap Allah kita harus wudhu, pakai mukena. Kalau dia ke gereja pakai baju biasa saja. Itulah yang membuat Cristian akhirnya tertarik (menjadi mualaf),” tambah Eva.
Lebih lanjut, Eva mengatakan bahwa Gonzales juga rajin mempelajari Islam melalui berbagai macam buku. Hingga akhirnya, mantan punggawa Timnas ini memutuskan menjadi seorang mualaf.