Suara.com - Pakaian tak layak pakai jadi komponen sampah tekstil yang berisiko cemari lingkungan karena sifatnya yang lama terurai di alam. Salah satu cara untuk mencegah pakaian tak layak pakai dibuang sembarangan ke alam ialah dengan didaur ulang. Tak perlu bingung memikirkan cara daur ulang tersebut.
Brand fesyen lokal Sejauh Mata Memandang (SMM) kembali sediakan drop box pakaian tak layak pakai pada pameran terkininya. Jenama fesyen sirkular itu tengah mengadakan pameran bertajuk "Bumi, Masa Depan Kita" di Rama Atrium, Grand Indonesia East Mall, lantai LG.
"Ada area drop box untuk semua sahabat Sejauh bawa bajunya untuk didaur ulang. Nanti tinggal masukan saja ke drop box yang sudah ada," kata Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto saat konferensi pers di Grand Indonesia East Mall, Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Jenis pakaian yang bisa dibuang mulai dari berbahan katun, denim, rayon, dan toyobo. Chitra menegaskan pakaian berbahan poliester tidak bisa diterima karena tidak bisa didaur ulang. Ciri kain poliester berupa mudah melar dan mengkilap. Selain itu, pakaian berbahan kulit dan kulit sintetis juga tidak bisa diterima.
Baca Juga: Standar Fesyen Romy Rafael, Bukan Cuma Nyaman Tapi Menyehatkan
Sementara untuk jenis pakaian dalam bentuk apa pun, kecuali handuk, kaus kaki, dan pakaian dalam. Dalam ketentuannya, setiap pengunjung hanya boleh maksimal membuang 10 potong pakaian.
Selain drop box pakaian tak layak pakai, hal menarik lainnya dari pameran tersebut, lanjut Chitra, juga ada tempat repairing baju serta tempat jual beli preloved produk Sejauh Mata Memandang.
"Di area repair bisa bawa baju kalau ada yang bolong atau mau ganti model, bisa konsultasi setiap hari Sabtu dan Minggu. Kemudian ada area resale untuk bantu customer Sejauh untuk jual kembali. Kita bantu untuk preloved dengan harga ditentukan customer. Ada juga produk sampel yg kurang sempurna dan ada one off yang buat show, tentu harganya berbeda," ungkap Chitra.
Baginya, pameran itu sekaligus ajang edukasi kepada masyarakat tentang krisis iklim yang selama ini masih dipandang sebelah mata. Chitra mengatakan kalau timnya memanfaatkan teknologi meta human untuk menyajikan video edukasi tentang krisis iklim dan bahaya sampah tekstil.
"Indonesia negara yang tidak percaya dengan krisis iklim, dari hasil survei. Jadi kita harus terus ingatkan. Apalagi kita juga tahu bahwa pakaian salah satu penyumbang sampah tekstil terbesar. Makanya penting sekali isu ini terus kita bawa," ujarnya.
Baca Juga: Tips Fesyen di Musim Panas: Rahasia Mix and Match yang Keren dan Nyaman
Dekorasi berupa tumbuh-tumbuhan hijau juga membuat area pameran bernuansa alam dan instagramable untuk jadi tempat berfoto. Pameran yang diadakan dalam rangka merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 itu akan segelar mulai 13 Juni hingga 21 Juli 2024.