Lukisan Raja Chareless Dirusak dan Ditempeli Wajah Kartun Oleh Aktivis, Protes Hak Hewan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 13 Juni 2024 | 12:51 WIB
Lukisan Raja Chareless Dirusak dan Ditempeli Wajah Kartun Oleh Aktivis, Protes Hak Hewan
Raja Charles berdiri di samping pohon natal hidup yang merupakan tradisi baru di kerajaan untuk pesan Natal 2023. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktivis hak binatang menempelkan gambar kartun di atas lukisan Raja Charles III pada hari Selasa di sebuah galeri seni di London. Ini merupakan insiden terbaru dari serangkaian insiden di museum-museum Inggris ketika para aktivis menggunakan vandalisme untuk mempublikasikan perjuangan mereka.

Sebuah kelompok bernama Animal Rising membagikan video para aktivis yang menempelkan gambar karakter bernama Wallace, dari serial komedi “Wallace and Gromit”, di atas kepala raja. Demikian seperti dikutip dari ABC. 

Mereka menyebut aksi  “dekorasi ulang komik” ini dirancang untuk menyoroti penyelidikan yang menurut Animal Rising menemukan pelanggaran luas terhadap aturan peternakan hewan di peternakan yang disetujui oleh Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals.

Gelembung pidato di samping kepala Wallace berbunyi: “Tidak ada keju, Gromit. Lihatlah semua kekejaman yang terjadi di peternakan RSPCA!”

Baca Juga: Tepis Ucapan Saksi Joice, SYL Bantah Beli Lukisan dari Uang Kementan: Siapa yang Suruh Dibawa ke Kantor NasDem?

Lukisan itu dilindungi oleh selembar plastik dan tidak rusak, menurut Philip Mold Gallery, tempat lukisan itu dipajang.

Lukisan  karya Jonathan Yeo ini diresmikan bulan lalu dan merupakan potret Charles pertama yang diselesaikan sejak ia naik takhta pada tahun 2022. Lukisan tersebut menampilkan raja dalam nuansa merah dengan tangan tergenggam di atas gagang pedangnya. dan seekor kupu-kupu beterbangan di atas bahu kanannya.

Potret ini dibuat untuk merayakan 50 tahun Charles sebagai anggota Perusahaan Drapers, yang didirikan lebih dari 600 tahun yang lalu sebagai asosiasi perdagangan untuk pedagang wol tetapi sekarang menjadi organisasi filantropis.

Pada tanggal 10 Mei, dua pengunjuk rasa perubahan iklim menyerang kotak kaca pelindung yang menyimpan salinan asli Magna Carta di British Library. Dokumen berusia 800 tahun tersebut, yang dipandang sebagai salah satu fondasi demokrasi barat, tidak mengalami kerusakan.

Baca Juga: SYL Beli Lukisan Rp 250 Juta, Dananya Minta Dirjen Tanaman Pangan Kementan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI