Suara.com - Kabar baik untuk penggemar animal photography atau fotografi hewan, karena karena kamu bisa mengikutsertakan hasil karyamu ke ajang kompetisi International Animal Photo & Video Competition alias IAPVC 2024 dengan hadiah total mencapai Rp10 juta.
Dalam rangka mengedukasi masyarakat tentang perlindungan, pelestarian hingga konservasi satwa liar di habitatnya di Indonesia, Taman Safari Indonesia akan memberikan apresiasi kepada masyarakat umum melalui IAPVC 2024
Berbeda dari tahun sebelumnya, di mana lomba hanya digelar untuk fotografer profesional, kali ini ada kategori baru yang diperlombakan yaitu photo enthusiast untuk peserta usia 10 hingga 18 tahun.
Total ada 4 kategori yang diperlombakan dalam IAPVC 2024. Pertama, kategori website untuk menunjukkan keanekaragaman hayati satwa endemik Indonesia. Kedua, kategori general untuk menampilkan berbagai jenis satwa liar dari seluruh dunia.
Baca Juga: Wuling Air Ev dengan Livery Satwa Liar Jadi Hadiah Utama IAPVC 2023
Ketiga, kategori media sosial yang terbuka untuk semua kalangan, bukan hanya fotografer profesional. Terakhir, kategori photo enthusiast dimana memungkinkan anak remaja sekalipun untuk mengikuti ajang ini.
"Jadi kenapa kita tambahkan kategori baru, karena sering ditemukan anak-anak remaja yang mereka jago saat membuat konten atau hewan-hewan liar di sekitar tempat tinggal mereka. Jadi dibuatlah kategori dengan tema Soul of the Wild ini," papar VP Media, Event and Digital Taman Safari Indonesia Grup, Alexander Zulkarnain saat konferensi pers di Jakarta Barat beberapa waktu lalu.
Adapun hadiah utama yang siap diperebutkan yaitu kamera Canon dan uang tunai bagi para pemenang. Hasil karya yang masuk akan dinilai oleh 4 dewan juri yang terdiri dari tokoh ternama bidang fotografi. Di antaranya yakni Arbain Rambey, Regina Safri, Alexander Thian, dan Adam Zagr.
Pentingnya Edukasi Seputar Perlindungan dan Pelestarian Hewan
Situs World Wide Fund for Nature (WWF) menyebutkan satwa liar di dunia punah 10.0000 kali lebih cepat dibanding laju kepunahan alami. Mirisnya, hal ini terjadi di saat banyaknya spesies baru yang ditemukan setiap harinya. Laporan menunjukan populasi spesies hewan liar menurun rerata lebih dari 50 persen sejak 1970.
Baca Juga: Film Petualangan Sherina 2: Fakta Menarik hingga Soroti Isu Perburuan Satwa Liar
Padahal, melestarikan satwa liar memberi banyak manfaat untuk alam dan lingkungan tempat tinggal manusia, di antaranya sebagai berikut:
1. Menyuburkan dan menyebarkan benih
Banyak satwa liar seperti lebah, burung, dan kelelawar berperan dalam penyerbukan tanaman dan penyebaran benih, yang penting untuk regenerasi vegetasi dan keberlanjutan habitat alami.
2. Mengontrol populasi alami sesuai rantai makanan
Satwa liar membantu mengontrol populasi spesies lain, baik predator maupun mangsa, yang penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Misalnya, predator seperti serigala mengontrol populasi herbivora, sehingga mencegah overgrazing.
3. Memperbanyak potensi sumber daya
Banyak spesies satwa liar atau tumbuhan yang belum sepenuhnya dipelajari mungkin memiliki potensi sebagai sumber bahan obat-obatan, makanan, dan produk lainnya yang bermanfaat bagi manusia.
4. Cegah dampak buruk perubahan iklim
Keanekaragaman hayati yang tinggi membuat ekosistem lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dan gangguan seperti perubahan iklim dan bencana alam.
5. Memperbaiki kualitas tanah dan air
Satwa liar berkontribusi pada siklus nutrisi di ekosistem. Mereka membantu mendaur ulang nutrisi melalui aktivitas makan dan buang air, yang meningkatkan kesuburan tanah.
Satwa air seperti bebek dan berang-berang membantu menjaga kualitas air dengan mengonsumsi alga dan tanaman air yang berlebihan, serta membentuk habitat basah yang menyaring air.
6. Melestarikan budaya dan wisata
Banyak budaya dan tradisi masyarakat adat di seluruh dunia yang bergantung pada kehadiran satwa liar dan ekosistem yang sehat. Kehadiran satwa liar yang dilindungi dan habitat alami yang terjaga menarik wisatawan, yang dapat menjadi sumber pendapatan penting bagi daerah dan masyarakat setempat.
7. Mengendalikan hama
Banyak satwa liar berfungsi sebagai predator alami bagi serangga dan hewan pengerat yang dapat menjadi hama bagi pertanian dan manusia. Misalnya, burung hantu mengontrol populasi tikus.