Ironi Kemudahan Pelajar Beli Rokok di Jakarta: DIjual Dekat Sekolah, Pakai Seragam Tetap Dilayani

Rabu, 12 Juni 2024 | 08:22 WIB
Ironi Kemudahan Pelajar Beli Rokok di Jakarta: DIjual Dekat Sekolah, Pakai Seragam Tetap Dilayani
Ilustrasi perokok anak usia pelajar. (Suara.com/Fajar Ramadhan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pelajar Alami Dampak Dari Paparan Asap Rokok

Banyaknya data mengenai perokok di usia pelajar ini juga cukup menyedihkan. Pasalnya, dari kebiasaan rokok itu, sangat berisiko sebabkan berbagai masalah kesehatan di masa mendatang. Jangankan para perokok aktif, mereka yang menghirup saja bisa terkena dampak dari asap rokok, seperti yang dirasakan T ( 17).

Diungkap oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi, Dr. Fauzi Mahfuzh, Sp.A(K), FAPSR, pelajar satu ini harus alami masalah di pernapasannya sebab asap rokok. Padahal, T sendiri bukan seorang perokok aktif.

Namun, sebab paparan yang dirasakan T terus-menerus dari orang terdekat, justru jadi malapetaka baginya. T harus alami batuk-batuk hingga asma sebab paparan rokok yang dihirupnya setiap harinya.

Baca Juga: Kisah Pelajar Alami Masalah Pernapasan Karena Paparan Asap Rokok Dari Orang Terdekat

Tidak hanya T, beberapa pelajar lain juga alami masalah pernapasan yang sama seperti T hanya karena paparan asap rokok. Padahal, kondisi ini akan sangat mengganggu bagi T dan anak-anak lainnya dalam menjalani aktivitas sehari-harinya.

Ilustrasi penyakit Paru-Paru akibat asap rokok. (Freepik/user17432319)
Ilustrasi penyakit Paru-Paru akibat asap rokok. (Freepik/user17432319)

“Kasus paparan asap rokok pada anak dapat membuat masalah pernapasan, seperti ISPA, batuk-batuk, stunting, dan lainnya. Mereka yang terpapar itu mungkin dari lingkungan keluarga, sekolah atau perkumpulan teman-temannya. Padahal, ini menganggu aktivitas hidupnya,” ungkap Dr. Fauzi.

Masalah yang dihadapi T dan beberapa anak lainnya ini masih gangguan pernapasan yang tidak begitu parah. Namun, kondisi ini juga tidak bisa disepelekan. Hal itu karena jika paparan itu terus-menerus, itu dapat mengancam masalah kesehatan yang serius saat dewasa nanti.

Ilustrasi penyakit paru-paru, pneumonia akibat asap rokok. (Pixabay/oracast)
Apalagi jika para pelajar itu putuskan menjadi perokok ketika dewasa. Maka risiko terkena berbagai penyakit itu juga cukup besar.

“Kalau terus-menerus nant bisa semakin parah seperti beberapa pasien dewasa yang alami penyakit paru, penyakit jantung, hingga kanker. Jika paru-parunya sudah rusak, ini sudah susah disembuhkan,” jelas Dr. Fauzi.

Baca Juga: Outfit-nya Gak Pernah Gagal, Gaya Ameena Sekolah Tenteng Tas Branded dari Kris Dayanti Curi Atensi

Bisakah Para Perokok Pelajar ini Dicegah?

Untuk itu, pentingnya ada pencegahan bagi para pelajar ini agar tidak merokok ataupun terpapar asapnya. Namun, menurut Ketua Komnas Pengendalian Tembakau Prof. Hasbullah Thabrany, peraturan terkait pengendalian rokok ini juga masih lembah. Belum lagi, komitmen pemerintah akan masalah ini juga dinilai masih kurang peduli.

"Tetap harus dinaikkan (langkah edukasi) karena sekarang ini terlalu lemah pemerintah. Di mana coba iklan pemerintah yang menggambarkan bahaya merokok, dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan? Saya tidak pernah melihat definisi iklan yang besar itu. Ini satu bukti saja kalau pemerintah masih tidak peduli," kata Prof Hasbullah.

Bukan hanya itu, aturan larangan penjual rokok di kawasan sekolah juga dapat diterapkan untuk bantu kurangi perokok untuk anak di usia pelajar seperti yang ada pada PP Kesehatan Pasal 424 E. Namun, hal ini juga tetap harus adanya pengawasan agar para pemilik warung itu tidak menjual rokoknya kepada anak-anak sekolah.

"Idealnya yang bagus tidak ada iklan, tidak ada toko yang menjual rokok dalam jarak dekat dari anak sekolah. Dan yang lebih penting lagi adalah harus ada pengawasan ketika rokok dijual," ujarnya.

Untuk RPP Kesehatan ini sendiri Suara.com juga sudah mencoba bertanya mengenai hal tersebut. Namun, berdasarkan keterangan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr. Siti Nadia Tarmizi, masyarakat harus menunggu hingga RPP Kesehatan ini disahkan.

"Ditunggu dulu aja aturannya. Supaya lebih pasti ya," ujar Nadia.

(Reporter: Fajar Ramadhan, Dini Afrianti Efendi, Lilis Varwati)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI