Suara.com - Keputusan besar telah diambil oleh Sabda Ahessa di usianya yang masih 28 tahun. Di mana mantan Wulan Guritno itu memutuskan hijrah dan meninggalkan semua kehidupan lawasnya.
Perjalanan hijrah Sabda Ahessa pun sempat membuat Angelina Sondakh salut. Bahkan ibu sambung Aaliyah Massaid itu sampai memanggil Sabda Ahessa sebagai ustaz milenial.
"Oh God, Pak Ustaz terima kasih. Tapi ini ustaz milenial," kata Angelina Sondakh kepada Sabda Ahessa saat ngobrol untuk konten YouTube Keema Entertainment, dilansir Selasa (11/6/2024).
Meski mendapat julukan "ustaz", sebenarnya Sabda Ahessa tidak memiliki latar pendidikan agama formal. Selama ini ia memperdalam agama dengan berbekal ceramah dari ulama ternama, Ustaz Mufti Menk.
Baca Juga: Berkaca dari Sabda Ahessa, Angelina Sondakh Kutip Ayat Alquran tentang Hidayah
Namun begitu, bukan berarti pendidikan Sabda Ahessa tidak bagus. Pebasket berbakat itu tercatat memiliki riwayat pendidikan yang cukup mentereng. Bahkan ia diketahui merupakan lulusan universitas luar negeri, lho.
Berbagai sumber menyebutkan bahwa Sabda Ahessa dulu bersekolah di SMAN 3 Jakarta. Di jenjang inilah ia mulai serius bermain basket hingga akhirnya bisa menjadi salah satu atlet ternama Tanah Air.
Sabda Ahessa kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi setelah lulus SMA. Bukan kampus dalam negeri, ia mantap kuliah di University of Notre Dame Australia (UNDA) dengan mendalami ilmu politik.
Sementara itu, Sabda Ahessa memutuskan untuk hijrah setelah divonis mengalami radang usus. Ia menyadari bahwa penyakit ini muncul karena gaya hidupnya yang bisa dibilang tidak terlalu sehat.
"Aku sebelumnya medical check up, ada radang usus karena kebanyakan makan cabe dan macem-macem. Dari ini banyak yang tak bisa konsumsi," ujar Sabda Ahessa dilansir pada Selasa (11/6/2024).
Baca Juga: Tingkatkan Kompetensi Global: Pertukaran Pelajar dan Guru, Investasi Masa Depan
"Bikin aku tertekan dan salah satunya yang aku cut (hindari) itu alkohol. Sebelumnya, (aku) suka pergi malam dan minum alkohol. Tapi setelah enggak ada alkohol, jadi banyak momen free time, jadi jernih pikiranku," imbuhnya.
Momen-momen tenang itu membuatnya tergerak untuk memperdalam ilmu agama dan mulai memperbaiki hidup. Ia sadar bahwa selama ini hanya berkiblat ke hal-hal yang bersifat duniawi.
"Di situ baru merasakan perbedaan dari sebelumnya. Mulai introspeksi diri dan menilai keputusan hidupku dasarnya apa. Lebih ke arah duniawi semata," tandasnya.