Suara.com - Pernyataan sosok Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi yang menanggapi kasus polwan bakar suami di Mojokerto berhasil membuat publik tergelitik.
Bahkan, pernyataan tersebut membuat publik bertanya-tanya soal latar belakang pendidikan Budi Arie.
Sebab, Budi Arie berseloroh bahwa perempuan lebih kejam ketimbang laki-laki, berkaca dari kasus Briptu FN yang bakar suaminya hidup-hidup karena judi online.
"Ternyata perempuan itu lebih kejam dari lelaki ya," celetuk Budi Arie saat gilirannya berpendapat di Raker dengan Komisi I DPR pada Senin (10/6/2024).
Baca Juga: Rekam Jejak Menkominfo Budi Arie: Relawan Jadi Menteri, Ngaku Tak Bisa Berantas Judol Sendiri
Lantas kembali ke pertanyaan, seperti apa latar belakang pendidikan Menkominfo Budi Arie yang terang-terangan melayangkan komentar demikian?
Pendidikan Budi Arie: Jadi mahasiswa aktif di kala kuliah
Pria kelahiran Jakarta ini menempuh pendidikan di salah satu SMA swasta bergengsi di kampung halamannya, yakni SMA Kolese Kanisius Jakarta Pusat.
Selepas diwisuda dan mengantongi ijazah SMA, ia melanjutkan perjalanannya menimba ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) dan mengambil jurusan Ilmu Komunikasi.
Budi juga mengantongi berbagai pengalaman di bidang komunikasi dan jurnalistik yang akhirnya berbuah manis bagi kariernya.
Ia tercatat sebagai anggota redaksi majalah mahasiswa UI, Suara Mahasiswa. Ia juga tergabung dalam berbagai macam kegiatan aktivis mahasiswa seperti melalui Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI.
Tak cukup di situ, ia turut menjadi salah satu anggota dalam jajaran presidium senat mahasiswa UI. Ia juga merupakan salah satu punggawa Forum Studi Mahasiswa UI (FSM).
Selepas dianugerahi dengan Sarjana Komunikasi pada tahun 1994, Budi melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI.
Bekal dari kuliah dibawa ke dunia kerja
Berkat pengalaman yang ia peroleh saat berdinamika di kampus, Budi Arie menjadi salah satu tokoh jurnalistik ternama di Tanah Air. Ia memulai kariernya di bidang jurnalistik di surat kabar mingguan Media Indonesia.
Beberapa tahun setelahnya, Budi Arie bergabung dengan Kontan dan beberapa kali mengkritik perilaku para pebisnis yang di matanya kurang elok.
Kritik Budi Arie bahkan sampai membuat pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama memberi peringatan.
Lalu, Budi Arie berkarier di Mandiri Telekomunikasi Utama sebagai presiden direktur. Budi juga menikmati puncak kariernya sebagai General Manager Tabloid Bangsa.
Tercatat, Budi pernah menjadi petinggi di beberapa perusahaan media dari Daya Mandiri, NKR Investama, Sarana Global Informasi, hingga Miitra Lumina Indonesia.
Selepas menikmati karier di jurnalistik, Budi Arie akhirnya banting setir dan menjadi politisi. Debutnya di dunia politik terbilang lancar lantaran ia pernah menyandang gelar bergengsi yakni Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.
Kontributor : Armand Ilham