Suara.com - Menjadi ibu baru bisa menjadi pekerjaan melelahkan dan tidak jarang berujung stre. Namun, ada kabar baik. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa seks dapat membantu ibu dengan anak kecil mengurangi stres dan mencegah gangguan metabolisme.
Pada ibu dengan anak yang memiliki gangguan spektrum autisme (ASD), mereka yang aktif secara seksual menunjukkan tingkat hormon metabolisme sehat yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak aktif.
Stres kronis berdampak buruk pada kesehatan, meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, depresi, stroke, dan obesitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa seks dapat menjadi faktor pelindung terhadap dampak negatif stres.
Yoobin Park, peneliti pascadoktoral di Universitas California, San Francisco, mengatakan, "Aktivitas seksual muncul sebagai kandidat yang menjanjikan karena efeknya yang menghilangkan stres dan dampak positifnya pada proses seperti tidur, yang dapat terganggu karena stres dan pada gilirannya menyebabkan masalah metabolisme."
Baca Juga: KPAI: dari 262 Kasus Kekerasan Anak, 153 di Antaranya Libatkan Ibu Kandung
Penelitian melibatkan 183 perempuan berusia 20 hingga 50 tahun dengan anak berusia 2 hingga 16 tahun. Mereka diminta mengisi Perceived Stress Scale dan kuesioner harian selama dua tahun, serta melakukan kunjungan klinik untuk mengumpulkan data kesehatan termasuk sampel darah untuk indikator metabolisme utama.
Penelitian ini berfokus pada aktivitas seksual peserta, menanyakan apakah mereka berhubungan seks pada malam sebelumnya. Hasilnya, ibu dengan tingkat stres tinggi yang tidak aktif secara seksual menunjukkan tingkat insulin dan resistensi insulin yang lebih tinggi serta tingkat ghrelin yang lebih rendah dibandingkan ibu yang aktif secara seksual. Semua ibu yang aktif secara seksual menunjukkan profil metabolisme yang serupa, terlepas dari tingkat stres mereka.
Park menyimpulkan, "Temuan kami menunjukkan bahwa dampak buruk terkait stres pada kesehatan metabolik berkurang secara signifikan di antara mereka yang aktif secara seksual." Para peneliti berharap temuan ini dapat memperluas pemahaman tentang manfaat seks bagi kesehatan dan mendorong penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme yang mendasari manfaat tersebut.