Suara.com - Aurel Hermansyah mengaku sempat dirawat di rumah sakit sebelum berangkat haji, karena mengalami penyakit GERD alias asam lambung. Kok bisa sih Aurel?
Awalnya, Aurel disebut masuk rumah sakit hanya gara-gara penerapan pola diet yang keliru. Namun belakangan ia mengaku GERD kambuh karena memikirkan dua anaknya, Ameena dan Azzura, yang masih kecil dan harus ditinggal ibadah haji.
“Kan memang punya GERD. Jadi kalau kepikiran, stres, campur aduk segala macem, sudah, lemes. Akhirnya kemarin ke rumah sakit, sama dokter dititipin obat sama vitamin,” papar Aurel Hermansyah.
“Alhamdulillah, sudah dititipin sama neneknya. Aku juga udah stok ASI di kulkas,” ucap Aurel Hermansyah lagi.
Baca Juga: Mewahnya Hotel Raffi Ahmad Ikut Haji Furoda Luxury, Cuma Jalan Kaki ke Ka'bah dan Masjidil Haram
Faktor Penyebab GERD
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit refluks gastroesofagus adalah kondisi yang umum ditemui, di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala seperti nyeri ulu hati, regurgitasi, serta kesulitan menelan. Mengidentifikasi faktor penyebab GERD sangat penting untuk mencegah dan mengelola kondisi ini. Berikut adalah berbagai faktor yang dapat menyebabkan atau memperburuk GERD:
1. Faktor Anatomis dan Fisiologis
Hernia Hiatus: Kondisi ini terjadi ketika bagian atas perut menonjol melalui diafragma ke dalam dada, mengganggu fungsi sfingter esofagus bagian bawah (LES). LES yang berfungsi sebagai katup antara kerongkongan dan lambung seharusnya mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Namun, dengan adanya hernia hiatus, fungsi LES dapat terganggu.
Melemahnya LES: Sfingter esofagus bagian bawah yang lemah atau tidak berfungsi dengan baik memungkinkan asam lambung mudah naik ke kerongkongan, menyebabkan gejala GERD.
Baca Juga: Wirda Mansur Naik Haji Jalur Influencer Undangan Raja Arab, Dipungut Biaya atau Tidak?
2. Gaya Hidup dan Diet
Makanan dan Minuman: Konsumsi makanan pedas, berlemak, cokelat, kafein, alkohol, dan makanan asam diketahui dapat memicu GERD. Makanan dan minuman ini dapat mengendurkan LES atau merangsang produksi asam lambung berlebihan.
Merokok: Nikotin dalam rokok dapat melemahkan LES, memudahkan refluks asam lambung ke kerongkongan.
Kelebihan Berat Badan: Obesitas atau kelebihan berat badan meningkatkan tekanan pada perut, mendorong asam lambung naik ke kerongkongan. Lemak perut yang berlebih juga dapat meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah.
Makan dalam Porsi Besar: Makan terlalu banyak sekaligus dapat meningkatkan tekanan di perut, memicu refluks asam. Lebih baik makan dalam porsi kecil namun lebih sering.
3. Kondisi Medis
Kehamilan: Perubahan hormon selama kehamilan dan tekanan dari rahim yang membesar dapat menyebabkan refluks asam. Banyak wanita hamil mengalami GERD, terutama pada trimester akhir.
Gangguan Pencernaan: Kondisi seperti gastroparesis, di mana pengosongan lambung berjalan lambat, dapat berkontribusi pada GERD. Asam lambung yang tidak segera dikosongkan dari lambung dapat naik ke kerongkongan.
4. Obat-obatan
Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi fungsi LES atau menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan kerongkongan. Misalnya, antiinflamasi nonsteroid (NSAID), obat penenang, antidepresan, dan obat tekanan darah tertentu diketahui dapat memicu atau memperburuk GERD.
5. Stres dan Pola Hidup Tidak Sehat
Stres dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan memperburuk gejala GERD. Pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang tidur dan rendahnya aktivitas fisik, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya GERD.