Suara.com - Wirda Mansur, putri dari ulama terkenal Ustaz Yusuf Mansur, akan melaksanakan ibadah haji tahun ini tanpa harus antre. Apakah bisa mendapatkan haji mabrur karena berangkat dengan jalur undangan?
Karena mendapatkan jalur khusus, Wirda akan berangkat tanpa ditemani oleh ibu atau ayahnya. Namun, ia tidak akan sendirian karena ada beberapa delegasi lainnya yang juga diundang. Selain menunaikan ibadah haji, Wirda memiliki tugas penting sebagai tamu undangan Raja Salman. Ia diharapkan dapat menyampaikan pengalaman perjalanan hajinya dan bagaimana layanan dari Kerajaan Arab Saudi selama ibadah tersebut.
Keberangkatan Wirda Mansur dengan jalur undangan ini memicu berbagai reaksi dari netizen. Beberapa netizen mencibir dan menganggap bahwa jalur yang digunakan Wirda adalah haji furoda, yang dikenal dengan biaya mahal, berkisar antara Rp400 juta hingga Rp1 miliar.

“Haji Furoda, semua juga dapat undangan dari Raja kalau Haji Furoda,” tambah salah satu netizen.
Namun, ada juga netizen yang membela Wirda, menjelaskan bahwa undangan dari Raja Salman berbeda dengan haji furoda yang berbayar.
“Haji undangan dari Raja Salman itu gratis weee. Beda Ama haji furoda bayar Rp300-Rp500 juta. Kalau benci sama UYM terserah ente tapi sebelum komen belajar dulu lahhh. Malu-maluin tau,” komentar netizen lainnya.
Tidak sedikit yang mempertanyakan apakah Wirda Mansur bakal menjadi haji mabrur atau tidak, karena berangkat haji melalui jalur undangan. Namun mengutip laman resmi MUI, secara bahasa, mabrur berasal dari kata birr yang berarti kejujuran dan ketaatan (Ibnu Manzur, Lisanul Arab, juz 4, hlm 51). Haji mabrur dapat diartikan sebagai haji yang mengantarkan seseorang menjadi hamba yang semakin jujur dan taat kepada Allah SWT.
Berikut adalah kiat-kiat meraih haji mabrur sebagaimana diuraikan dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama tahun 2020:
Meneguhkan Niat yang Tulus Ikhlas Semata-mata karena Allah
Baca Juga: Pemerintah Saudi Pastikan Hanya Pemegang Smart Card dan Visa Haji yang Bisa Masuk Armuzna
Luruskan niat hanya untuk mencari ridha Allah SWT. Menghindari Perbuatan Sum’ah, Riya, dan Mubahah. Hindari mencari popularitas, menonjolkan diri, dan berbangga-bangga.