Suara.com - Menjelang Idul Adha, masyarakat Indonesia akan membeli hewan kurban untuk disembelih. Hal ini menjadi perhatian dokter hewan, yang menyebut masyarakat perlu teliti membeli hewan kurban agar mendapatkan sapi dan kambing yang sehat.
“Lakukan pemeriksaan antemortem atau sebelum pemotongan untuk memastikan hewan dalam keadaan cukup istirahat dan menghindari pemotongan hewan yang sakit (penyakit menular dan zoonosis),” kata Dokter Hewan lulusan Universitas Airlangga, Lucky Diba G, dilansir ANTARA.
Ia menjabarkan beberapa langkah pemeriksaan antemortem yang dapat dilakukan oleh calon pembeli:
Periksa Hewan dalam Posisi Berdiri dan Bergerak
Baca Juga: Hukum Kurban Sebelum Aqiqah Menurut Buya Yahya, Bolehkah?
Memeriksa gerakan dan keaktifan hewan saat berdiri dan bergerak membantu mengidentifikasi kondisi kesehatannya.
Perhatikan Jenis Kelamin, Umur, dan Tanda-tanda Penyakit
Amati jenis kelamin, umur, keadaan abnormal, tanda-tanda penyakit atau patognomonis, serta kebersihan hewan untuk meminimalisir risiko penyakit.
Amati dari Berbagai Sudut
Periksa hewan dari sisi kanan, kiri, depan, dan belakang. Periksa juga gigi, kuku, rambut, lubang tubuh, dan mata hewan. Berikan pakan untuk melihat nafsu makan dan respons menelan hewan.
Baca Juga: Kalahkan Pahala Jihad! Ini 6 Keutamaan Puasa Dzulhijjah Sebelum Idul Adha
Lucky juga menjelaskan ciri-ciri hewan kurban yang sehat dan layak, dan bisa terlihat langsung:
Kepala Tegak dan Sigap
Hewan tidak menunduk, matanya bening bersinar, hidung basah menandakan hidrasi yang baik, dan tidak meludah atau berliur berlebihan.
Kotoran Konsisten dan Urin Berwarna Kuning Jerami
Kotoran yang baik dan urin yang sehat menandakan pencernaan yang normal.
Tidak Menunjukkan Masalah Saat Bergerak
Hewan bernapas normal, tidak bersuara aneh, gusi berwarna merah, dan mukosa sehat tanpa sariawan.
Tidak Menunjukkan Tanda Kesakitan atau Stres
Hewan yang sehat tidak berteriak berlebihan, tidak kejang, melengkungkan punggung, dan tidak ada tanda luka atau abses.
Setelah pemeriksaan antemortem, lanjutkan dengan pemeriksaan postmortem atau setelah pemotongan hewan. Lucky menyarankan pemeriksaan ini untuk mendeteksi dan mengeliminasi kelainan pada karkas, daging, serta jeroan hewan. Pemeriksaan postmortem memastikan hewan kurban aman dan layak dikonsumsi, serta menjamin pemotongan daging sesuai aturan Islam (halal) dan higienis.
“Prinsip pemeriksaan postmortem adalah pengamatan visual, perabaan, dan sayatan,” tambah Lucky.
Dengan melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem secara cermat, calon pembeli dapat memastikan bahwa hewan kurban yang dipilih dalam kondisi sehat dan layak untuk dikurbankan. (ANTARA)