Pro Kontra Rencana Prabowo Tampung 1.000 Warga Palestina di Indonesia

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 05 Juni 2024 | 18:48 WIB
Pro Kontra Rencana Prabowo Tampung 1.000 Warga Palestina di Indonesia
Presiden Terpilih Prabowo Subianto berbicara dalam sesi bincang-bincang khusus Qatar Economic Forum di Doha, Qatar, Rabu (15/5/2024). (tangkap layar/ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prabowo Subianto kini mulai menelurkan wacana untuk merespon nasib rakyat Palestina yang kini tengah menerima agresi dari Israel.

Wacana tersebut Prabowo ungkap ke hadapan audiens internasional, di IISS Shangri-La Dialogue 2024 di Singapura, Sabtu (1/6/2024).

Adapun sebagai Presiden RI terpilih, Prabowo berjanji akan mengevakuasi sejumlah 1.000 rakyat Palestina di Gaza yang terdampak serangan Israel.

Realisasi rencana Prabowo tersebut dimulai dari mengerahkan tenaga medis untuk mengoperasikan rumah sakit lapangan di Gaza.

Baca Juga: Akun TikTok Perempuan yang Viral Pamer Foto Mayor Teddy di Masjid Nabawi Mekah

Sang Presiden RI terpilih tersebut juga hendak merawat warga Palestina yang terluka dan yang membutuhkan perawatan di rumah sakit Indonesia.

Sayangnya, tak seluruh pihak menerima dengan baik wacana Prabowo tersebut.

Kekinian publik tengah berdebat panas terkait apakah rencana Prabowo tepat sasaran atau tidak.

Kata mereka yang kontra: Gaza ditampung, rakyat Indonesia menderita

Ilustrasi Palestina (Pixabay.com/Hosny Salah)
Ilustrasi Palestina (Pixabay.com/Hosny Salah)

Segelintir pihak kini menentang rencana Prabowo tersebut.

Baca Juga: Deretan Aksi Sosial yang Dilakukan Ivan Gunawan, Kini Sumbang Ambulans untuk Palestina

Salah seorang pengguna media sosial mengeluhkan bahwa pemerintah Indonesia terlalu sibuk menampung rakyat dari negara lain namun tak memperhatikan nasib warganya sendiri.

"Keren ini. Rohingya ditampung, Gaza ditampung," ketik warganet dengan nada sarkas.

"Rakyat sendiri menghadapi harga beras naik, BBM naik, UKT naik, Sembako naik, transport naik, cicilan naik, pajak naik, potongan Tapera, potongan BPJS kesehatan, potongan ketenagakerjaan, terjerat pinjol," lanjut warganet itu.

Warganet lain bahkan menilai bahwa pemerintah terlalu banyak gaya sehingga menelurkan kebijakan kontroversial itu.

"Pemerintah kebanyakan gaya," ketik warganet lain.

Lalu, ada seorang warganet yang mempertanyakan apakah pemerintah RI memperhatikan nasib warganya sendiri keitmbang warga negara lain.

"Apakah mereka memikirkan kepentingan Rakyat Indonesia?," cuit seorang warganet.

Bahkan, ada seorang warganet yang menduga bahwa iuran seperti iuran Tapera akan dipergunakan bagi rakyat Palestina yang dievakuasi ke Indonesia.

"Jangan-jangan rakyat juga disuruh bayarin BPJS dan tapera buat mereka nih. Keren sekali ya?," tulis warganet.

Kata mereka yang pro: Miskin bukan berarti tak punya solidaritas

Pengungsi Palestina mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh sebuah badan amal untuk berbuka puasa di Rafah, Jalur Gaza Selatan, Senin (11/3/2024). [AFP]
Pengungsi Palestina mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh sebuah badan amal untuk berbuka puasa di Rafah, Jalur Gaza Selatan, Senin (11/3/2024). [AFP]

Tetapi, tak sedikit pihak yang turut mendukung kebijakan Prabowo Subianto.

Seorang warganet menegaskan kondisi Indonesia yang masih belum sejahtera secara sempurna bukan menjadi alasan hilangnya solidaritas terhadap rakyat Palestina.

"Miskin bukan berarti nggak punya rasa solidaritas kali. Kita lepas dari penjajahan juga bukan semata karena perjuangan kita sendiri, tapi solidaritas dunia internasional," tegas warganet yang membela.

Warganet lain turut miris dengan sikap warganet lain yang dahulu menghujat Prabowo karena tak empati kepada rakyat Palestina, namun kini kembali menghujat kala Prabowo menawarkan solusi.

"Kemarin Pak Prabowo bilang kalo sulit menerima warga Gaza karna sesuatu malah dihujat, dikatain zionist. Sekarang dikatain gak ngaca," cuit warganet.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI