Suara.com - Keputusan Dokter Tirta untuk menjadi mualaf di usia 22 tahun tentu tidak diambil secara instan. Namun, Pemilik bisnis cuci sepatu "Shoes and Care" ini mengaku bahwa salah satu alasan kuat keputusan tersebut adalah kekhawatirannya pada sang ayah.
Ingin tahu lebih lengkap perjalanan Dokter Tirta menjadi mualaf? Simak ulasan berikut.
Lahir dari Keluarga Beda Agama
Sejak kecil, Dokter Tirta rupanya memang terbiasa hidup dalam keluarga dengan toleransi tinggi. Dokter Tirta yang memeluk agama Katholik saat kecil rupanya mengikuti sang ibu. Sementara itu, ayah Dokter Tirta merupakan seorang muslim.
“Ya betul (mualaf) dari 2013 karena ikut bapak. Bapak Islam, ibuku Katholik. Jadi aku Katholik sampai aku umur 22 terus aku muslim dari umur 23 sampai sekarang,” ujar Dokter Tirta dalam kanal YouTube HAS Creative.
Baca Juga: Sosok Nisa An Nashr Istri Kedua Dokter Tirta, Pernah Menikah dengan Vokalis Band
Alasan Dokter Tirta Jadi Mualaf
Sebelum memutuskan menjadi mualaf, Dokter Tirta memang sudah terbiasa hidup dengan lingkungan yang dipenuhi oleh pemeluk agama Muslim. Meski begitu, kala itu ia tetap rajin datang ke Sekolah Minggu.
“Trigger-nya saat itu kalau nggak salah karena memang lebih kenal banyak hal di sekeliling kita. Aku sering nongkrong sama temen-temen di dekat masjid Al-Fajru, tapi Minggunya Sekolah Minggu di gereja Santo Antonius Purbayan. Karena kita tuh toleransinya tinggi, kita kayak memahami satu sama lain,” sambungnya.
Keinginan pria bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi memeluk agama islam bermula saat dirinya membaca broadcast di ponselnya. dalam broadcast itu tertulis bahwa sang ayah akan kesulitan masuk surga jika anaknya bukan seorang muslim.
Usa membaca broadcast tersebut, pria berusia 32 tahun ini mulai merenungkan diri dan kasiha pada sang ayah. Ia juga merasa bahwa selama 22 tahun ini sudah meneman ibunya. Kini, gantian Tirta ingin menemani sang ayah.
“Saat itu pikiranku, aku 22 tahun sudah Katholik nemenin mamaku, kan aku tunggal, gantian ah. Aku baca sebuah artikel broadcast katanya kalau anak nggak muslim, bapakku sulit masuk surga, terus kepikiran kasihan bapak sudah berkorban sejauh ini,” ujar Dokter Tirta.
Baca Juga: Nekat Olahraga Berat hingga Nyaris Wafat, Dokter Tirta Padahal Punya Pendidikan Mentereng
Dari pemikiran tersebut, tentu saja Dokter Tirta tidak serta merta menjadi mualaf. Ia terlebih dahulu berkonsultasi pada sejumlah ulama sampai akhirnya memantapkan diri mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Aku berpikir, konsullah sama kyai-kyai kan, ketemu Kyai di masjid, mualaf itu langsung sorenya. Dan pada saat itu aku bilangnya biar adil saja. Separuh kehidupanku di Katholik, separuh kehidupanku di Islam,” pungkas dokter yang cukup aktif di X atau Twitter ini.
Seperti itu cerita perjalanan spiritual Dokter Tirta yang memutuskan mualaf di usia 23 tahun.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri