Heboh Elon Musk Perbolehkan Pornografi di Twitter, Padahal Bisa Merusak Otak Loh!

Rabu, 05 Juni 2024 | 11:56 WIB
Heboh Elon Musk Perbolehkan Pornografi di Twitter, Padahal Bisa Merusak Otak Loh!
CEO Twitter Elon Musk, X. [AFP/ Olivier Douliery]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Twitter menetapkan kebijakan kontroversial karena mengizinkan konten pornografi. Hal ini tidak sesuai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), apalagi dampak pornografi bisa merusak otak loh!

Platform X yang dulu disebut Twitter menetapkan kebijakan baru di halaman Pusat Bantuan X yang menjelaskan bahwa pembuat konten boleh membagikan foto atau video ketlanjangan. Bahkan pengguna juga boleh membagikan video yang berisi adegan dewasa selama pihak di dalam video memiliki consent untuk melakukannya.

"Anda boleh membagikan ketelanjangan atau perilaku seksual dewasa yang diproduksi dan didistribusikan secara suka sama suka, asalkan diberi label dengan benar dan tidak ditampilkan secara mencolok," tulis X mengenai kebijakan Konten Dewasa.

Kebijakan baru ini viral di media sosial, bahkan disambut kontroversi bagi pengguna Twitter. Bahkan tidak sedikit netizen yang membandingkannya dengan konten penindasan Palestina oleh Israel,

"Pornografi boleh, ngejulidin zionis nggak boleh sampai kena suspend. Emang kocak," ungkap @erlanishere.

"Mending bikin aplikasi khusus atau di x fiturnya dibedain gitu takut lewat pas lagi di tempat umum," komentar @lenteqra.

"Lama kelamaan nanti malah jadi kaya OnlyFans, dasar lon lon (Elon Musk)," komentar @nabastajla.

Pornografi merusak otak

Di sisi lain melansir Medium, Rabu (5/6/2024) para ahli mengingatkan konten pornografi bisa menyebabkan kecanduan seperti narkoba, judi dan alkohol. Bahkan hal ini sudah terbukti melalui pencitraan otak SPECT yang dilakukan ilmuwan.

Baca Juga: Harga Lebih Murah, Pengusaha Lokal Pede Bisa Saingi Internet Starlink

Penelitian yang dilakukan Universitas Cambridge terhadap 19 pengguna pornografi, yang merasa dirinya bukan pecandu pornografi. Tapi hasil scan otak memperlihatkan, saat pengguna diperlihatkan konten eksplisit, kondisi otak mereka sama seperti otak pecandu alkohol yang diperlihatkan iklan minuman keras.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI