Jangan Minum Alkohol Saat di Atas Pesawat, Akibat Ngerinya Bisa Berakhir Kematian

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 05 Juni 2024 | 10:20 WIB
Jangan Minum Alkohol Saat di Atas Pesawat, Akibat Ngerinya Bisa Berakhir Kematian
Ilustrasi kabin pesawat. (Pixabay/Stock Snap)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konsumsi alkohol dalam penerbangan bisa berakibat fatal.  Banyak wisatawan merayakan perjalanan mereka dengan minuman beralkohol dan mungkin tertidur di pesawat. Demikian seperti dikutip dari The Sun.

Namun, sebuah studi kecil menemukan bahwa kombinasi alkohol dan tekanan kabin pada ketinggian jelajah dapat membebani jantung penumpang yang sedang tidur. Penelitian menunjukkan bahwa alkohol dalam penerbangan menurunkan oksigen darah dan meningkatkan detak jantung, bahkan pada orang dewasa muda.

“Konsumsi alkohol di dalam pesawat adalah risiko kesehatan yang sering diremehkan dan bisa dihindari dengan mudah,” kata akademisi dari Institute of Aerospace Medicine di Jerman. Mereka juga menyarankan agar peraturan untuk membatasi alkohol di pesawat perlu dipertimbangkan.

Masalah jantung dan peredaran darah menyumbang tujuh persen dari keadaan darurat medis dalam penerbangan, dengan serangan jantung menyebabkan 58 persen dari pengalihan pesawat.

Baca Juga: Banyak Masyakarat Keluhkan Tiket Domestik Mahal, Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Tambahan Pesawat Bisa Jadi Solusi

Ilustrasi kabin pesawat.[Pexels/Sourav Mishra]
Ilustrasi kabin pesawat.[Pexels/Sourav Mishra]

Dalam jurnal Thorax, para peneliti menjelaskan bahwa lingkungan hipobarik (tekanan udara rendah) di ketinggian jelajah menurunkan kadar oksigen dalam darah dan meningkatkan detak jantung. Penumpang dengan masalah jantung berisiko mengalami gejala yang lebih parah akibat penurunan tekanan kabin, terutama saat tidur.

Penelitian ini menilai 48 orang berusia 18 hingga 40 tahun, yang menghabiskan dua malam di laboratorium tidur atau ruang ketinggian yang mensimulasikan ketinggian jelajah pesawat. Sebelum satu malam, peserta minum alkohol. Para peneliti memantau detak jantung dan kadar oksigen darah mereka selama tidur.

Hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi alkohol dan konsentrasi oksigen rendah di dataran tinggi mengurangi kualitas tidur, membebani sistem kardiovaskular, dan menyebabkan durasi kadar oksigen rendah yang lebih lama.

"Hasil ini menunjukkan bahwa, bahkan pada individu muda dan sehat, kombinasi alkohol dan tidur dalam kondisi hipobarik menimbulkan tekanan besar pada sistem jantung dan dapat memperburuk gejala pada pasien dengan penyakit jantung atau paru-paru," tulis para peneliti.

NHS merekomendasikan tidak lebih dari 14 unit alkohol per minggu, setara dengan sekitar enam pint atau gelas anggur berukuran sedang.

Baca Juga: Penanganan Serangan Jantung Harus Segera Dilakukan Kurang Dari 2 Jam Agar Nyawa Selamat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI