Perketat Aturan Medsos, Tiongkok Perangi Influencer yang Pamer Kekayaan

Eliza Gusmeri Suara.Com
Selasa, 04 Juni 2024 | 08:07 WIB
Perketat Aturan Medsos, Tiongkok Perangi Influencer yang Pamer Kekayaan
[Foto oleh Andrea Piacquadio]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiongkok sedang mengatur konten media sosial yang berfokus pada pamer kekayaan atau flexing. Administrasi Dunia Maya Tiongkok baru-baru ini meluncurkan kampanye yang bertujuan untuk mendorong konten positif dan konstruktif di platform media sosial, seperti dilaporkan oleh @financialtimes.

Kampanye ini tidak hanya menargetkan influencer yang dikenal karena memamerkan gaya hidup mewah, tetapi juga mendorong pengguna media sosial untuk menghasilkan konten yang bermanfaat bagi masyarakat.

Beberapa influencer terkenal seperti Wang Hongquanxing, “Kim Kardashian-nya Tiongkok,” “Sister Abalone,” dan “Mr Bo,” telah mengalami pembatasan pada akun mereka sebagai bagian dari upaya ini.

Selain itu, platform media sosial populer seperti Weibo, Douyin, dan Xiaohongshu telah menerapkan kebijakan baru yang lebih ketat untuk mencegah tampilan barang-barang mewah seperti rumah mewah, mobil, uang tunai, dan anak di bawah umur yang mengenakan barang-barang bermerek.

Baca Juga: Bertemu Puan, Ketua DPR RRT Sebut Keluarga Sukarno Pelopor Persahabatan RI-Tiongkok

Selain itu, tindakan ini juga menargetkan konten yang menyesatkan, seperti video viral palsu yang dibuat oleh influencer “Thurman Maoyibei.” Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi materialisme dan mempromosikan nilai-nilai positif seperti kerja keras, ketekunan, dan solidaritas sosial.

Dengan mengarahkan perhatian masyarakat pada konten yang lebih membangun, Tiongkok berharap dapat menciptakan lingkungan online yang lebih sehat dan konstruktif.

Langkah ini juga mendapat dukungan dari berbagai kalangan yang melihat perlunya media sosial menjadi wadah untuk berbagi informasi yang jujur dan mendidik. Banyak pihak percaya bahwa dengan menekan konten yang hanya berfokus pada kekayaan materi, masyarakat akan lebih termotivasi untuk berbagi cerita inspiratif dan pengalaman yang bermanfaat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI